
Pantau - Hoovering adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan seseorang yang terus "mengelilingi" atau "mengintai" pasangannya setelah hubungan berakhir, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku ini sering dilakukan oleh mantan pasangan yang mencoba menjaga kehadirannya dalam hidup Anda, seperti mengirim pesan singkat tanpa alasan jelas, memberi tanda suka di media sosial, atau mencari perhatian melalui cara-cara lain.
Mengapa Orang Melakukan Hoovering?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan hoovering. Salah satunya adalah keengganan untuk benar-benar melepas hubungan yang telah usai. Mereka mungkin masih merasa memiliki ikatan emosional atau berharap untuk memperbaiki hubungan. Di sisi lain, ada juga yang melakukan hoovering untuk memastikan bahwa mantannya tidak sepenuhnya move on atau untuk mempertahankan kendali emosional.
Hoovering sering kali berkaitan dengan rasa tidak aman, kebutuhan akan validasi, atau keinginan untuk tetap relevan dalam hidup mantan pasangan. Perilaku ini bisa menjadi tanda bahwa orang tersebut belum bisa menerima akhir dari hubungan.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Cowok Selalu Mengalah dalam Hubungan
Ciri-Ciri Hoovering yang Perlu Diwaspadai
Ghosting lalu Tiba-Tiba Menghubungi
Setelah menghilang berbulan-bulan, mantan mendadak mengirim pesan, mengaku kangen, dan memikirkanmu. Jika ia tak menunjukkan tanggung jawab atas kesalahan masa lalu, pesan tersebut hanya untuk menarik perhatian, bukan tulus.
Minta Maaf Berlebihan
Permintaan maaf disertai janji manis yang berlebihan sering kali tak tulus. Perubahan sejati terlihat dari tindakan, bukan sekadar kata-kata.
Menghujani Hadiah
Mantan yang mendadak memberikan hadiah atau perhatian besar mungkin sedang melakukan love bombing. Ini biasanya tidak bertahan lama dan hanya untuk menarik simpati.
Ingin Tahu Segala Hal Tentangmu
Mengawasi keberadaanmu, datang ke tempat yang sama, atau melibatkan keluarga dan teman untuk mengumpulkan informasi adalah tanda manipulasi yang harus dihindari.
Baca juga: 9 Aturan untuk Menjaga Hubungan Pernikahan Tetap Harmonis
Menyebarkan Kebohongan
Jika muncul rumor yang membuatmu terlihat buruk, berhati-hatilah. Pelaku hoovering sering memutarbalikkan fakta untuk melemahkan mentalmu. Fokuslah pada reaksi sendiri, bukan meluruskan cerita.
Gaslighting
Mantan mungkin mengecilkan kesalahannya dan membuatmu meragukan dirimu sendiri. Percayai instingmu dan jangan terjebak dalam manipulasi ini.
Mengancam Melukai Diri
Ancaman melukai diri sering digunakan untuk memancing perhatian. Ingat, perilaku ini bukan tanggung jawabmu. Hubungi keluarga mereka atau layanan darurat jika diperlukan.
Janji Palsu atau Berlebihan
Janji yang terdengar terlalu sempurna biasanya hanya taktik untuk memanipulasimu. Waspadai "pemalsuan masa depan" ini.
Baca juga: Mengenali Kekerasan Verbal dalam Hubungan, Membuat Cinta Berubah Menjadi Luka
Pernyataan Cinta Berlebihan
Gombalan seperti "Kamu belahan jiwaku, aku tidak bisa hidup tanpamu" mungkin terdengar indah, tetapi sering kali hanya trik untuk mengaburkan kenyataan. Tetaplah berpijak pada realita.
Dampak Hoovering pada Korban
Hoovering dapat memberikan dampak emosional yang cukup besar, terutama bagi korban yang berusaha move on. Kehadiran mantan pasangan secara terus-menerus, meskipun tidak langsung, dapat memicu kebingungan, kecemasan, bahkan trauma. Beberapa dampak umum hoovering antara lain:
- Kesulitan Move On: Sulit bagi seseorang untuk melanjutkan hidup jika terus-menerus diingatkan oleh kehadiran mantan.
- Kebingungan Emosional: Pesan ambigu atau tindakan tidak konsisten dari pelaku hoovering sering kali membuat korban bingung tentang niat sebenarnya.
- Ketidaknyamanan: Hoovering dapat terasa seperti pelanggaran privasi, terutama jika dilakukan secara obsesif atau tanpa izin.
Baca juga: ISFJ Cocok dengan Apa? Panduan Hubungan dan Karier untuk Si Penjaga
Cara Menghadapi Hoovering
Jika Anda menjadi korban hoovering, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk melindungi diri dan menjaga kesehatan mental:
- Tetapkan Batasan yang Jelas: Komunikasikan dengan tegas bahwa hubungan telah berakhir dan tidak ada ruang untuk interaksi lebih lanjut.
- Batasi Akses di Media Sosial: Jika pelaku hoovering menggunakan media sosial untuk mendekati Anda, pertimbangkan untuk memblokir atau menyembunyikan aktivitas Anda.
- Fokus pada Pemulihan Diri: Prioritaskan kebutuhan emosional Anda dan hindari terpancing oleh tindakan mantan. Terapi atau konseling bisa menjadi pilihan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan.
- Libatkan Dukungan Sosial: Teman atau keluarga dapat menjadi sumber kekuatan untuk membantu Anda menghadapi situasi ini.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika hoovering mulai mengganggu kehidupan sehari-hari Anda atau menyebabkan tekanan emosional yang signifikan, penting untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau konselor dapat membantu Anda memahami situasi, mengatasi dampaknya, dan memberikan strategi untuk melindungi diri.
Hoovering adalah fenomena yang bisa terjadi dalam hubungan yang telah berakhir, sering kali menjadi tantangan bagi korban yang ingin melanjutkan hidup. Memahami perilaku ini, menetapkan batasan yang jelas, dan fokus pada kesehatan emosional adalah langkah penting untuk menghadapinya. Dengan tindakan yang tepat, Anda dapat melepaskan diri dari dampak negatif hoovering dan kembali menikmati hidup tanpa gangguan dari masa lalu.
Baca juga: Apa Itu Closure? Begini Cara Mengakhiri Hubungan dengan Hati yang Tenang
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani