Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Bukan Makanan Instan, tapi Makanan Ini yang Mengancam Kesehatan

Oleh Gilang
SHARE   :

Bukan Makanan Instan, tapi Makanan Ini yang Mengancam Kesehatan

Pantau.com - Jika kita selalu khawatir makanan instan tidak sehat dan identik dengan pengawet, maka sudah saatnya pikiran itu dihilangkan, karena ternyata yang tidak sehat serta mengandung tinggi garam, gula dan lemak adalah makanan cepat saji.

Baca juga: Mengonsumsi Makanan yang Digoreng Berisiko Tingkatkan Kematian

"Karena hasil survei diet kita pun menyatakan, gula yang tinggi, lemak yang tinggi yang dimakan oleh orang Indonesia ternyata sumber terbesarnya bukan pangan olahan, tetapi makanan siap saji yang disekitar kita. Nasi uduk, kemudian, gorengan, makanan siap saji, gorengan, seperti burger, itu minuman teh minuman itu yang bukan kemasan, justru itu tinggi sekali gunakan gulanya," ujar Ahli Gizi Dr. Rita Ramayulis,DCN, M.Kes di acara '101 Nestum Healthy Bowls' di Hotel Ritz Carlton, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2019).

Tapi seiring perkembangan teknologi, kini proses produksi makanan instan sudah mengalami pergeseran yang tidak lagi mengandalkan zat pengawet, tapi lebih kepada metode-metode pengeringan, press atau menekan kemasan tanpa udara yang nyatanya efektif mengawetkan makanan instan dalam kemasan.

"Maka kita bisa lihat pilihan itu, sekarnag banyak makanan instan yang gulanya sudah sangat rendah. Lemaknya sangat rendah, karena tidak ada lagi yang menggunakan BTP (bahan tambahan pangan), karena teknologi mesin sekarang sudah canggih," jelasnya.

Sayangnya masih banyak masyarakat yang belum tahu, sehingga kekhawatirannya masih tinggi. Kini edukasi adalah jalan terbaik, dengan membiasakan memeriksa komposisi dan kandungan zat dalam kemasan. Jika deretan BTP-nya masih tertera panjang, maka berfikir dua kali untuk membelinya.

"Yang kita lihat sekarang adalah BTP-nya, kalau semakin tidak ada BTP-nya semakin bagus, semakin dia panjang (daftarnya) nanti kelihatan nanti panjang, natrium glutama, pewarna banyak tuh," imbuhnya.

Adanya label dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah satu jaminan kandungan zat makanan instan tersebut tidak masalah untuk dikonsumsi, karena telah melewati serangkaian uji klinis. Dalam daftar kandungan juga bisa dilihat dan disesuaikan apa yang masih butuh atau tidak dibutuhkan.

"Misalnya dia tidak lagi menggunakan gula berlebihan, tidak lagi natriumnya berlebihan, yang harus kita turunkan hari ini adalah gula, garam, lemak. Garam dalam bentuk natrium, ketiga ini sudah rendah atau belum," tuntasnya.

Sekedar informasi BTP ini dimasukkan dalam makanan instan selain sebagai penguat rasa, pengawet ataupun perwarna karena biaya yang lebih murah, dibanding harus membeli dan menggunakan teknologi mutakhir dalam proses kemasan ataupun produksi.

Baca juga: Hentikan Kebiasaan Sepele Saat Masak Ini yang Bisa Bikin Gemuk

Perlu diingat juga, makanan bayi dalam kemasan baik susu formula atau bubur makanan bayi pendamping ASI (MPASI) tidaklah masuk dalam kategori makanan instan, karena standar yang digunakan secara internasional atau CODEC.

Penulis :
Gilang