
Pantau.com - Aspirin bisa meredakan rasa sakit, peradangan, sakit kepala, sakit ringan, menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan bahkan mungkin demensia.
Baca juga: Aspirin Obat Pereda Sakit yang Bermanfaat untuk Kecantikan
Tetapi semua manfaat itu ada harganya, menurut penelitian terbaru dalam jurnal JAMA. Para peneliti yang dipinpin oleh Dr. Sean Zheng di King's College London menemukan bahwa risiko aspirin terutama pendarahan di lambung dan saluran usus, hampir sama dengan manfaat obat yang dapat diberikan dalam menurunkan risiko jantung.
Seperti dilansir Time, para peneliti telah lama mengetahui bahwa aspirin berisiko memunculkan pendarahan, tetapi studi baru secara langsung membandingkan risiko itu dengan manfaatnya.
Mereka melihat data dari lebih 160 orang usia 53-74 tahun yang ridak mengalami masalah jantung. Mereka yang menggunakan aspirin dosis rendah setiap hari risiko terkena serangan jantung atau stroke sebesar 11 persen. Sementara yang tidak menggunakan aspirin 38 persen mengalami serangan.
Tetapi orang-orang yang menggunakan aspirin berisiko 43 persen lebih tinggi mengalami pendarahan dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya.
Badan administrasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat mengingatkan bahwa orang yang belum terkena serangan jantung tidak boleh menggunakan aspirin untuk mencegahnya.
Sedangkan lembaga pencegahan di Amerika Serikat merekomendasikan bahwa orang yang ingin mencegah kejadian jantung pertama berusia 50-59 tahun hanya boleh menggunakan aspirin jika mereka memiliki risiko 10 persen mengalami gangguan jantung dalam 10 tahun ke depan.
Tetapi menentukan risiko itu rumit, karena melibatkan pertimbangan subjektif berbagai faktor risiko penyakit jantung, termasuk riwayat merokok, tekanan darah dan diabetes.
Karena aspirin tersedia tanpa resep, beberapa orang yang khawatir berisiko mengalami masalah jantung mungkin merasa dibenarkan untuk meminum pil dosis rendah setiap hari.
Baca juga: Penelitian: Konsumsi Aspirin dengan Dosis Rendah Efektif Kurangi Risiko Kanker
Tetapi temuan studi, kata Zheng, mengingatkan mereka bahwa aspirin memang memiliki efek samping, dan seperti obat apa pun, hanya dikonsumsi setelah mendiskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter.
- Penulis :
- Gilang