
Pantau.com - Beberapa waktu lalu publik sempat dihebohkan dengan video seorang wanita setengah baya yang tiba-tiba memasuki mesjid dengan membawa anjing dan sambil marah-marah tanpa melepas alas kakinya. Selain itu wanita tersebut juga berteriak mengaku sebagai penganut agama Katolik.
Banyak publik yang meyayangkan perilaku wanita tersebut, termasuk umat Katolik sekalipun yang tidak membenarkan perilaku wanita yang mengaku sedang mencari suaminya itu. Bahkan publik figure yang baru saja menjadi mualaf, Deddy Corbuzier juga berharap wanita tersebut diperiksa kejiwaannya.
Menurut informasi dari beberapa sumber, wanita setengah baya itu disebutkan mengalami gangguan jiwa alias gila, tapi sumber lain mengklaim jika wanita itu mengalami skizofrenia.
Tapi yang perlu diketahui, masalah kejiwaan antara Skizofrenia dan gangguan jiwa (gila) adalah dua hal yang berbeda.
Baca Juga: Viral! Sebuah Akun Facebook Hina Jokowi Seperti Mumi di Blitar
Mengutip laman Hallo Sehat, Dr. Tania Savitri mengungkap gila atau penyakit mental yang dialami seseorang disebut skizoafektif. Gejala ini lebih parah dari skizofrenia karena digabung dengan ganguan depresi dan suasana hati yang mempengaruhinya.
Setidaknya ada dua tanda pengidap skizoafektif atau gila yang masuk golongan skizofrenia yakni tipe bipolar yang mengalami dua gejala yakni depresi dan sikap antusias. Kedua tipe depresi yang hanya terlihat gejala depresi saja.
Pada dasarnya skizofrenia adalah gejala umum yang terjadi jika seseorang mengalami khayalan terus menerus, delusi, kekacauan berpikir dan perubahan perilaku.
Biasanya penderita skizofrenia paling umum tidak bisa membedakan kenyataan dan pikiran sendiri. Namun sesekali ia tetap bisa berpikir logis, bersikap selayaknya orang normal, berbeda dengan skizoafektif yang benar-benar tidak bisa berpikir dengan nalar.
Baca Juga: Terbukti Hina Jokowi, Seorang Pemuda di Lampung Divonis 18 Bulan Penjara
Data WHO menyebut lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia. Parahnya penderita skizofrenia juga berisiko 2 hingga 3 kali lebih cepat mengalami kematian di usia muda.
- Penulis :
- Dini Afrianti Efendi