Pantau.com - Saat tiba musim pancaroba seperti sekarang, panyakit yang paling banyak muncul pada masyarakat adalah penyakit yang berkaitan dengan virus, salah satunya yaitu flu.
Penyakit jenis ini sangat mudah menyerang, terlebih bagi mereka yang memiliki daya tahan tubuh kurang dan tidak cukup rajin menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Ada banyak cara untuk mencegah munculnya penyakit flu, salah satunya yaitu dengan banyak mengonsumsi vitamin C. Namun, nyatanya mengonsumsi vitamin C saja belum cukup, karena studi terbaru menunjukkan bahwa mengkonsumsi vitamin C hanya sedikit membantu dalam menghadang flu.
Cara paling ampuh dan paling dasar mencegah penyakit ini yaitu dengan rajin mencuci tangan ditambah dengan meminum tablet zinc.
Baca Juga: Cara Mudah Sembuhkan Flu Tanpa Perlu ke Dokter
Menurut hasil penelitian yang dimuat di Canadian Medical Association Journal menjelaskan, minum ginseng, berkumur, mengoleskan salep hangat, dan homeopati ternyata tidak banyak bermanfaat dalam menghadang flu.
Begitupun dengan antibiotik yang menurut para peneliti tidak cukup efektif, karena hanya bekerja memerangi bakteri sedangkan flu disebabkan oleh infeksi virus.
Penelitian tersebut dilakukan Dr Michael Allan dari University of Alberta di Kanada serta rekannya Dr Bruce Arroll dari University of Auckland Selandia Baru.
Mereka menyimpulkan bahwa tangan yang bersih ditambah dengan gosokan alkohol dan penggunaan sarung tangan, adalah cara terbaik mencegah flu.
Baca Juga: Rutin Cuci Tangan Dapat Mencegah Penyakit Flu? Masa Sih?
Hal ini mereka simpulkan setelah melakukan 67 kali percobaan terhadap responden yang mereka libatkan dari sekitar universitas.
Para peneliti berhasil menyimpulkan, jika dengan suplemen zinc 10mg atau 15 mg/ hari dapat berguna menghadang flu pada anak-anak.
Lebih lanjut, para peneliti itu juga menemukan parasetamol, ibuprofen dan kemungkinan kombinasi antihistamin-dekongestan adalah pengobatan terbaik untuk flu.
Menurut mereka, kepercayaan bahwa vitamin C membantu dalam mencegah dan mengobati pilek, ternyata sebagian besar berasal dari studi dengan kualitas buruk dan hasil yang tidak konsisten, demikian dilaporkan mailonline.
- Penulis :
- Kontributor NPW
