
Pantau.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam beberapa kesempatan terlihat bersi keras berupaya mengisi posisi calon wakil presiden (cawapres) untuk menemani Prabowo Subianto maju bertarung pada Pilpres 2019.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dari UIN Syarief Hidayatullah Adi Prayitno menilai wajar jika partai besutan Shoibul Iman itu ngotot mengisi posisi cawapres Prabowo Subianto. Namun begitu, kata Adi, PKS tak boleh terlalu mengedepankan egonya pada Pilpres kali ini.
"Ngotot perlu dan wajar karena PKS sekutu utama Prabowo sejak awal. Itu alamiah secara politik. Tapi kalau bicara kemenangan Pilpres, ego ngotot itu dikesampingkan. Yang utama cari sosok yang berpotensi besar kalahkan Jokowi," ucap Adi saat dihubungi Pantau.com, Selasa (24/7/2018).
Baca juga: Gerindra Pastikan Tak Akan 'Bercerai' dengan PKS dan PAN
Adi mengatakan, peluang mantan Danjensus Kopasus untuk meminang cawapres dari PKS itu peluangnya sangat tipis. Ia pun meyakini nantinya PKS akan legowo menerima siapa pun cawapres yang akan dipinang Prabowo.
"Tergantung siapa cawapres yang dipilih Prabowo. Kalau cawapres Prabowo di atas calon-calon yang diusung PKS, saya kira PKS akan nerima termasuk jaminan konsesi politik andai Prabowo menang," tuturnya.
Selain itu, alasan Adi sangat yakin PKS akan kembali mengalah seperti yang dilakukan di Pilpres 2014 yakni karena semangat #2019GantiPresiden.
"Alasan akan legowo karena semangatnya ganti presiden 2019. Jadi, siapapun cawapres yang dipilih Prabowo asal bisa memenangkan Pilpres PKS akan legowo," pungkasnya.
- Penulis :
- Dera Endah Nirani