Pantau.com - Boby Ardyka, pria berusia 22 tahun asal Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan terpaksa harus merayakan hari raya lebaran di balik jeruji besi usai mencium pacarnya hingga meninggalkan tanda merah di leher alias ‘cupang’.
Boby yang merupakan warga Jalan Talang Mandur, RT 08 Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Lubuklinggau Utara II itu dilaporkan oleh orangtua pacarnya ke pihak kepolisian.
Diketahui, orangtua dari pacar Boby memang tidak merestui hubungan antara mereka dan juga tidak terima kalau anaknya telah dicabuli oleh Boby hingga dilaporkan ke polisi.
Sayang beribu sayang, atas laporan tersebut, Boby pun terpaksa menghabiskan hari-harinya dan merayakan lebaran di balik jeruji besi.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Harissandi bersama Kasatreskrim, AKP Romi mengungkapkan awal mula peristiwa pencabulan yang menimpa seorang anak SMP tersebut.
Harissandi mengatakan, orangtua korban sempat curiga saat anaknya pulang dari sekolah dan melihat tanda merah yang terdapat pada leher anaknya itu.
“Saat pulang ke rumah, ibunya melihat leher anaknya yang berumur 13 tahun merah-merah, kemudian orangtuanya langsung curiga,” ungkap Harissandi dalam pers yang dirilis di Polres Lubuklinggau pada Senin, 18 April 2022.
Awalnya, korban tidak ingin bercerita soal tanda merah di lehernya itu. Namun, karena didesak oleh orangtuanya, akhirnya korban pun menceritakan bahwa tanda merah di lehernya itu karena dicium oleh pacarnya.
“Setelah mendengar cerita anaknya, orangtuanya langsung marah dan melaporkan kejadian itu ke Polres Lubuklunggau untuk ditindaklanjuti,” ungkapnya.
Usai mendapatkan laporan dari orangtua korban, polisi pun langsung menangkap pelaku di kediamannya tanpa adanya perlawanan.
Menurut hasil interogasi pihak kepolisian, pelaku mengaku telah mengenal korban dari temannya yang merupakan pacar teman pelaku, yang awalnya pelaku meminya nomor handphone korban.
“Awalnya saya kirim pesan, dari sana kami kenal dan pacaran, setelah jadian kami baru duakali bertemu dengan korban,” ungkap pelaku.
rn- Penulis :
- M Abdan Muflih
