
Pantau - Sub Detasemen Penjinak Bom (Subden Jibom) Detasemen Gegana Brimob Polda Kalimantan Timur memusnahkan Amunisi yang diyakini sebagai persenjataan tentara Jepang dalam mempertahankan Balikpapan di Perang Dunia II.
Amunisi yang ditemukan warga Balikpapan beberapa waktu lalu itu berupa peluru mortir dan granat tangan aktif yang kemudian dimusnahkan di tempan aman yaitu di lahar kosong dekat Markas Batalyon C Pelopo Brimob di KM 13 Karang Joang, Balikpapan Utara.
“Sebelumnya kami pastikan semuanya aman,” kata Komandan Detasemen Gegana Brimob Polda Kaltim, Komisaris Polisi Sony Laway, Minggu (12/6/2022).
Pemusnahan yang dilakukan Sabtu (11/6/2022) itu, sesuai prosedur pemusnahan bahan peledak. Amunisi tersebut diletakkan di dalam lubang dan diledakkan dari jarak jauh. Sebelumnya area di sekitar lubang sudah dipastikan aman dari personel atau pun warga sipil masyarakat sekitar, termasuk juga hewan peliharaan atau hewan ternak.
Balikpapan menjadi rebutan para pihak dalam Perang Dunia II karena kilang minyaknya, sehingga di Kota Minyak lazim ditemukan amunisi sisa perang tersebut. Bahkan juga ada persenjataan berat seperti meriam, yang moncongnya hingga kini masih mengarah ke Teluk Balikpapan dari sarangnya di perbukitan di Balikpapan Barat.
Para pekerja bangunan yang sedang menggali
Di kawasan perbukitan Markoni juga ada meriam serupa yang ditemukan oleh para pekerja bangunan yang sedang menggali untuk pondasi bangunan. Di kawasan Pasir Ridge atau Gunung Pasir, ada bangkai tank Mathilda, tank persenjataan tentara Australia yang kini jadi monumen.
Jepang juga membangun sejumlah kubu dari beton di sepanjang pantai, yang sisa-sisanya masih bisa dilihat di Pantai Manggar.
Dalam sejarah Perang Dunia II, di Balikpapan direbut Jepang dari Belanda pada tahun 1942 nyaris tanpa perlawanan berarti. Namun sebaliknya, begitu Sekutu ingin merebut Balikpapan, mereka menghadapi pertahanan dan perlawanan habis-habisan.
Dituliskan di Monumen Anzac Day, atau biasa disebut warga ‘Tugu Ostrali’ di Bundaran Lapangan Merdeka, sekurangnya 229 serdadu Australia tewas dalam upaya pendaratan pantai dan pertempuran awal Juli 1945. Padahal sebelum pendaratan, Balikpapan dibombardir kapal-kapal perang Sekutu dari laut.
Amunisi yang ditemukan warga Balikpapan beberapa waktu lalu itu berupa peluru mortir dan granat tangan aktif yang kemudian dimusnahkan di tempan aman yaitu di lahar kosong dekat Markas Batalyon C Pelopo Brimob di KM 13 Karang Joang, Balikpapan Utara.
“Sebelumnya kami pastikan semuanya aman,” kata Komandan Detasemen Gegana Brimob Polda Kaltim, Komisaris Polisi Sony Laway, Minggu (12/6/2022).
Pemusnahan yang dilakukan Sabtu (11/6/2022) itu, sesuai prosedur pemusnahan bahan peledak. Amunisi tersebut diletakkan di dalam lubang dan diledakkan dari jarak jauh. Sebelumnya area di sekitar lubang sudah dipastikan aman dari personel atau pun warga sipil masyarakat sekitar, termasuk juga hewan peliharaan atau hewan ternak.
Balikpapan menjadi rebutan para pihak dalam Perang Dunia II karena kilang minyaknya, sehingga di Kota Minyak lazim ditemukan amunisi sisa perang tersebut. Bahkan juga ada persenjataan berat seperti meriam, yang moncongnya hingga kini masih mengarah ke Teluk Balikpapan dari sarangnya di perbukitan di Balikpapan Barat.
Para pekerja bangunan yang sedang menggali
Di kawasan perbukitan Markoni juga ada meriam serupa yang ditemukan oleh para pekerja bangunan yang sedang menggali untuk pondasi bangunan. Di kawasan Pasir Ridge atau Gunung Pasir, ada bangkai tank Mathilda, tank persenjataan tentara Australia yang kini jadi monumen.
Jepang juga membangun sejumlah kubu dari beton di sepanjang pantai, yang sisa-sisanya masih bisa dilihat di Pantai Manggar.
Dalam sejarah Perang Dunia II, di Balikpapan direbut Jepang dari Belanda pada tahun 1942 nyaris tanpa perlawanan berarti. Namun sebaliknya, begitu Sekutu ingin merebut Balikpapan, mereka menghadapi pertahanan dan perlawanan habis-habisan.
Dituliskan di Monumen Anzac Day, atau biasa disebut warga ‘Tugu Ostrali’ di Bundaran Lapangan Merdeka, sekurangnya 229 serdadu Australia tewas dalam upaya pendaratan pantai dan pertempuran awal Juli 1945. Padahal sebelum pendaratan, Balikpapan dibombardir kapal-kapal perang Sekutu dari laut.
- Penulis :
- Firdha Rizki Amalia