Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mas Bechi Anak Kiayi Jombang Paksa 'Threesome', Santriwati: Hukum Maksimal

Oleh renalyaarifin
SHARE   :

Mas Bechi Anak Kiayi Jombang Paksa 'Threesome', Santriwati: Hukum Maksimal
Pantau - Santriwati korban pemerkosaan tersangka Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi (42) pernah buka suara. Dalam kesaksiannya, ada dua korban yang mengungkapkan bahwa dirinya pernah dihajar kemudian diperkosa.

Salah satu korban yang mengungkapkan cerita ini merupakan korban kedua, yang selanjutnya disebut 'Korban 2'. Mulanya ia mengaku menjalin hubungan asmara dengan Mas Bechi selama hampir lima tahun, kemudian ia mengaku dicabuli pada tahun 2012 saat masih berusia 15 tahun.

Ketika korban hendak melepaskan diri dari Mas Bechi, ia malah mendapat pemaksaan, ancaman dan dihajar oleh pelaku.

"Tadinya, saya sudah dibuka paksa, semuanya disuruh buka. Tapi saya nolak, dia bilang sudah-sudah karena saya sampai nangis. Terus saya minta putus, enggak bisa sudah lama-lama. Ya sudah saya mau enggak mau di situ terus akhirnya," kata Korban 2 seperti dikutip tim Pantau.com dari tayangan CNN TV.

"Dia suka bawa-bawa keluarga, seolah-olah dia kaya punya ilmu. Dua tangannya menggengam terus bilang 'Jenenge wong tuamu iku tak cekel iki iso tak apa ya', saya lupa kata-katanya. Tapi intinya, itu kaya kalau dia meremas akan hancur, gitu," sambungnya.

Kemudian korban menuruti nafsu Mas Bechi dengan terpaksa. Dia diajak tidur di kamar hotel, kemudian Mas Bechi mengajak berhubungan badan bertiga atau 'threesome'. Korban sempat menolak, namun Mas Bechi mengancam korban 2.

"Dia bilang 'Koen yo, ayo pengen tak anu maneh tak ajar maneh,' gitu. Ya sudah saya mau enggak mau main bertiga. Di situ saya sudah mulai nangis," ucapnya.

Lebih lanjut, korban kemudian mencari perlindungan. Dia jatuh hati dengan seorang santri di ponpes itu kemudian meminta bantuan agar dapat terlepas dari Mas Bechi.

Namun, upaya itu diketahui Mas Bechi. Ia mengaku dijemput paksa oleh orang suruhan Mas Bechi kemudian dibawa ke tempat yang disebut Puri. Lokasi yang menjadi tempat Mas Bechi menghajar korban.

"Saya diseret ke dalam, saya dipukulin lagi. Di Cokro itu kan banyak jendela-jendela ya, saya hampir jatuh tapi ditahan sama dia. Dua kali hampir jatuh dari jendela terus saya disuruh buka baju," ungkapnya.

Ia mengaku Mas Bechi tetap memaksanya membuka baju meskipun ia menolak.

"Dia bawa tempat sampah, sudah di tangan atas. Terus dilempar tempat sampahnya," katanya. Bejatnya lagi, setelah dihajar, kemudian korban 2 diperkosa.

Korban 2 berhasil meloloskan diri dari Puri. Lalu ia pergi jauh dari pesantren. Atas kejadian tersebut, korban 2 berharap Mas Bechi diadili dengan hukuman maksimal.

"Saya tidak terima dengan perbuatan asusila yang sudah diperbuat Mas Bechi kepada saya dan teman-teman. Saya ingin Mas Bechi dihukum seberat-beratnya, sesuai dengan hukuman negara Indonesia," ucapnya.

Namun, Mas Bechi membantah semua tuduhan. Ia menilai tuduhan pelaku pencabulan tak layak ia terima.

"Saya dituduh yang enggak-enggak, enggak pantas itu lalu dari surat panggilan itu mereka sebar ke media. Padahal mereka enggak pernah ketemu saya, kok lucu," katanya.

Dia pernah mengatakan bahwa dia bukan buronan polisi, dia mengaku masih beraktivitas seperti biasa dan tidak merasa bersalah. Dia merasa tidak melakukan tindak kriminal, dia mengaku kaget tiba-tiba diperkarakan.

"Saya itu lo enggak buron, orang masih ada di rumah. Ndak masuk akal. Saya ingatkan kepolisian, dari pusat ke daerah khususnya Polres Jombang. Saya enggak pernah mundur sejengkalpun, karena saya bukan teroris. Saya bukan pengacau keamanan, saya bukan kriminal. La wong aku enggak tau lapo-lapo kok diperkarano (Lah saya tidak tahu apa-apa, kok diperkarakan)," kata Mas Bechi seperti yang dilihat tim Pantau.com, Jumat (8/7/2022).

Diberitakan sebelumnya, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi, tersangka kasus pencabulan terhadap santri Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Jombang, menyerahkan diri.

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan Mas Bechi menyerahkan diri Kamis malam (7/7/2022) sekitar pukul 23.00 WIB. Mas Bechi dibawa tanpa ayah, KH Muhammad Mukhtar Mu’thi.

“Kami tidak membawa Ibu Nyai dan Pak Kiai. Tapi kami perkenankan beliau berdua untuk melihat anaknya,” ujar Nico.

Mas Bechi menyerahkan diri usai polisi melakukan pencarian selama lebih dari 16 jam di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Ploso.

Setelah menyerahkan diri, polisi langsung mengecek sidik jari dan pengecekan kesehatan. Setelah itu langsung dijebloskan ke Rutan Klas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo.
Penulis :
renalyaarifin