
Pantau.com - Korban tewas akibat gempa bumi 7 skala richter (SR) di Nusa Tenggara Barat kembali bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa tujuh wisatawan lokal yang berada di Pulau Gili ditemukan tewas karena tertimpa reruntuhan bangunan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Tim SAR baru berhasil mengevakuasi lima dari tujuh korban tewas yang tertimbun.
"Tujuh orang wisatawan domestik meninggal dunia di Gili Trawangan kami masih melakukan pengecekan. Lima sudah dievakuasi dari reruntuhan, dua belum," kata Sutopo dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Senin (6/8/2018).
Baca juga: BNPB: Sampai Pagi Tadi, 200 Wisatawan Asing Telah Dievakuasi dari Tiga Gili di Lombok
Dari total korban tersebut, membuat jumlah korban tewas akibat gempa di Lombok pada Minggu petang, 5 Agustus 2018, menjadi 98 orang.
Sutopo menyampaikan, hingga saat ini masih ada lebih dari 600 turis lokal dan mancanegara yang belum berhasil dikeluarkan dari Pulau Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Sejak pagi tadi, setidaknya Tim SAR telah lima kali melakukan evakuasi terhadap turis.
Sutopo memaparkan, evakuasi pertama dilakukan terhadap 49 turis asing dan 12 turis lokal memakai kapal Basarnas. Evakuasi kedua, sebanyak 19 turis asing dan 58 turis lokal telah dibawa ke Lombok. Selanjutnya evakuasi ketiga, 74 turis asing dan 16 turis lokal.
Baca juga: Lokasi Terparah Gempa Lombok Saat Ini Tengah Dievakuasi
Pada evakuasi ke empat, Tim SAR menggunakan kapal boat dan membawa 64 turis asing juga enam turis lokal. Evakuasi terakhir menggunakan kapal swasta dan mengangkut 60 turis asing.
"Sehingga total yang sudah dievakuasi sebanyak 358 orang. Terdiri dari 208 turis asing dan 150 warga negara Indonesia. Kementerian Perhubungan telah menyediakan enam kapal untuk proses evakuasi," ucapnya.
Sutopo mengatakan proses evakuasi terkendala lantaran air laut surut sehingga kapal besar tidak bisa menjangkau pelabuhan Giri Trawangan. Itu yang menyebabkan kapal besar harus bersandar di laut besar sementara para turis dibawa dari pelabuhan menggunakan kapal karet.
- Penulis :
- Adryan N