Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPB Tegaskan Isu Tsunami di Tiga Pulau Gili Lombok Hoax

Oleh Dera Endah Nirani
SHARE   :

BNPB Tegaskan Isu Tsunami di Tiga Pulau Gili Lombok Hoax

Pantau.com - Beredarnya isu akan terjadinya tsunami di tiga pulau Gili, Lombok, Nusa Tenggara Barat langsung dibantah keras oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

"Kalau ada isu tiga Gili harus dikosongkan itu hoax. BNPB sudah tegaskan bahwa gempa 7 SR adalah gempa utama sehingga tidak akan ada gempa lebih besar lagi. Gempa susulan pasti masih akan terjadi tapi skalanya kecil," tegas Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Senin (6/8/2018).

Akibat kabar hoax yang sempat beredar di sosial media tersebut, lanjut Sutopo, membuat panik ratusan wisatawan yang berada di Pulau Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Pasca terjadinya gempa, para wisatawan itu meminta segera dikeluarkan dari pulau Gili.

"Evakuasi atas permintaan turis. Bukan inisiatif pemerintah. Tapi turis itu ingin keluar dari Gili karena ada perasaan takut, trauma. Ditambah ada isu yang menyesatkan tadi," ucapnya.

Baca juga: Mimpi Tsunami, Terselip Peringatan Serius

Pemilik juga para pegawai hotel di pulau Gili pun ikut panik dan juga meminta dievakuasi. Penumpukan pun terjadi di pelabuhan lantaran ratusan turis banyak yang membawa koper-koper besar.

"Pemilik dan pegawai resort akhirnya juga minta dievakuasi, karena adanya isu tiga pulau Gili harus dikosongkan karena ancaman tsunami. Tapi mereka menanyakan siapa yang nantinya menjaga aset mereka? Saya tegaskan bagi turis beserta pemilik resort tidak wajib keluar (dari pulau Gili). Kondisi aman, tidak ada risiko ancaman tsunami. Kalau wisatawan akan memperpanjang tinggal di Gili, silakan," papar Sutopo.

Dari sekitar 900 wisatawan di pulau Gili, Sutopo menyebutkan, Tim SAR telah berhasil mengevakuasi ke Lombok sebanyak 358 orang yang terdiri dari  208 turis asing dan 150 turis lokal. Sementara tujuh wisatawan lokal dikabarkan meninggal dunia di Pulau Gili Trawangan akibat terkena reruntuhan. 

Penulis :
Dera Endah Nirani