
Pantau.com - Sosok Franciscus Xaverius Kusuma Hartanto atau yang akrab disapa Om Sanchoz, pria asal Sukabumi, Jawa Barat, mendadak tenar di dunia maya. Ketenaran Sanchoz bermula dari sebuah unggahan sebuah akun di facebook yang mengatakan bahwa Sanchoz berniat mendonorkan mata untuk penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Kepada Pantau.com saat ditemui di tempatnya bekerja sebagai juru parkir di kompleks pertokoan Jalan R.E Martadinata, Sukabumi, Sabtu, 24 Februari 2018, Sanchoz membeberkan keinginannya itu bukanlah untuk mencari ketenaran belaka, melainkan murni sebagai bentuk dukungan kepada Novel dan KPK untuk memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia.
"Niat awal saya, hanya nanya alamat KPK, terus mengungkapkan keinginan bertemu dengan Pak Novel untuk menawarkan donor mata. Eh, malah jadi ramai," kata Sanchoz.
Baca juga Mantan Preman di Sukabumi Siap Donorkan Mata untuk Novel Baswedan
"Saya terharu melihat penyambutan beliau sedemikian meriahnya. Saya dengar, mata beliau sebelah kiri bermasalah akibat disiram orang tidak bertanggungjawab dengan air keras. Menyaksikan berita itu, saya mengikrarkan diri untuk mendonorkan mata kepada Pak Novel," ujar Sanchoz.
Namun, niat mulia Sanchoz tidaklah berjalan mulus. Penolakan pun hadir dari keluarganya sendiri. Istri dan anaknya pun menentang keinginan sang ayah. Meski mendapat pertentangan, Sanchoz tetap pada pendiriannya untuk mendonorkan matanya untuk Novel.
"Memang anak dan istri menentang niat saya ini, tapi saya jelaskan kepada mereka, jika Allah SWT berkehendak, saya siap. Jika tidak berkehendak, biarlah Tuhan yang menentukan," ucap Sanchoz dengan tegasnya.
Di tempatnya bekerja maupun di lingkungan rumahnya, Sanchoz dikenal sebagai sosok yang taat beragama. Dulu Sanchoz dikenal sebagai preman. Kesangaran masih sedikit terlihat saat Pantau.com menemuinya. Namun kini semenjak menjadi muallaf, pria berusia 50 tahun itu lebih kalem dan agamis. Sanchoz pun dikenal sebagai muadzin di daerah tersebut. Biasanya, Sanchoz menjadi muadzin di empat masjid berbeda di dekat tempatnya bekerja.
"Sebagai mualaf, saya sengaja memilih ibadah yang paling mudah dan murah. Makanya saya memilih menjadi muadzin," katanya.
Kini suami dari Selvy Sagita itu mengaku sudah mantap untuk mendonorkan matanya. Berkat ketulusan dan niat mulianya mendonorkan mata untuk Novel, Sanchoz mendapat apresiasi dari pengusaha setempat dalam bentuk tiket beribadah umrah gratis. "Saya mendapat tiket umrah gratis dari Pak Haji Andri LK, beliau Ketua Kadin Kota Sukabumi," ujarnya. (Fery Heryadi).
- Penulis :
- Adryan N