HOME  ⁄  Nasional

Ismail Bolong Ketakutan, Ngaku Diintimidasi Brigjen Hendra Kurniawan untuk Sebut Kabareskrim Terima Rp6 Miliar

Oleh Aries Setiawan
SHARE   :

Ismail Bolong Ketakutan, Ngaku Diintimidasi Brigjen Hendra Kurniawan untuk Sebut Kabareskrim Terima Rp6 Miliar
Pantau - Seorang polisi bernama Ismail Bolong membuat geger. Dalam video yang viral di media sosial, Ismail mengaku aktivitas usaha tambang ilegalnya di Kalimantan Timur dibekingi seorang jenderal Polri.

Untuk melancarkan aktivitas ilegal di daerah Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kukar, Ismail mengaku memberikan uang kepada Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto sebesar Rp6 miliar. Uang itu disetor sebanyak tiga kali dan diserahkan langsung ke jenderal tersebut.

Tak hanya menyetor ke Kabareskrim, Ismail juga mengaku memberikan uang ke Kasat Reskrim Polres Bontang AKP Asriadi sebesar Rp200 juta pada bulan Agustus 2021.

Baca juga: Viral! Video Pengakuan Ismail Bolong Serahkan Rp6 Miliar Hasil Tambang Ilegal ke Kabareskrim

Namun, usai berita pengakuan itu viral dan ramai jadi pemberitaan, kini beredar pernyataan klarifikasi Ismail Bolong.

Dalam klarifikasinya yang viral di media sosial, Ismail mengaku membuat pengakuan soal pemberian uang ke Kabareskrim itu atas tekanan mantan Karopaminal Mabes Polri Brigjen Hendra Kurniawan.

"Perkenankanlah saya mohon maaf kepada Kabareskrim atas berita viral saat ini yang beredar. Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar. Dan saya pastikan berita itu dan, artinya berita itu saya tidak pernah komunikasi dengan Pak Kabareskrim apalagi memberikan uang. Dan saya tidak kenal," ujar Ismail video yang dikutip Pantau.com, Minggu (6/11/2022).

Ismail mengaku video pengakuan yang menyebut Kabareskrim menerima uang Rp6 miliar dari hasil usaha tambang ilegalnya merupakan rekayasan dari Brigjen Hendra. Saat itu, Ismail mengaku diintimidasi di sebuah hotel.

"Ya saya kaget viral sekarang. Padahal kejadiannya perlu saya jelaskan bahwa pada bulan Februari datang anggota Mabes Polri dari Paminal Mabes Polri memeriksa saya untuk membikin testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Pak Brigjen Hendra," kata Ismail.

Jika tidak menuruti permintaan Brigjen Hendra, Ismail mengaku diancam akan dibawa ke Mabes Polri untuk diproses.

"Komunikasi melalui HP dengan anggota Paminal dengan mengancam akan dibawa ke Jakarta. Kalau nggak melakukan testimoni," katanya.

Peristiwa itu, kata Ismail terjadi mulai pukul 22.00 sampai pukul 02.00 pagi. Saat itu, Ismail mengaku tidak bisa karena masih berada di Polda. Akhirnya, Ismail dibawa ke sebuah hotel di Samarinda untuk membacakan testimoni yang sudah direkayasa.

"Habis itu saya nggak bisa bicara, tetap diintimidasi sama Pak Brigjen Hendra pada saat itu. Dan Paminal Mabes akhirnya memutuskan bawa ke salah satu hotel di Balikpapan. Sampai di hotel Balikpapan sudah disodorkan untuk baca testimoni itu. Ada kertas sudah ditulis tangan sama Paminal Mabes dan direkam melalui HP dari anggota Mabes Polri," ujar Ismail.

"Jadi saya dalam hal ini klarifikasi, cara memberikan uang kepada Kabareskrim apalagi pernah saya ketemu Kabareskrim," tegasnya.

Baca juga: Polri Diminta Reformasi Buntut Pengakuan Ismail Bolong yang Setor Hasil Tambang Ilegal ke Kabareskrim

Ismail mengaku saat itu ketakutan karena intimidasi dari Brigjen Hendra.

"Pasti terintimidasi. Pada saat itu saya enggak pernah kenal dengan Pak Kabareskrim, apalagi memberikan uang," ucapnya.

"Setelah kejadian itu saya pertimbangkan bahwa segera pensiun dini melihat situasi ini dengan adanya kejadian pada saat bulan Februari diintimidasi Pak Hendra, saya mengajukan pensiun dini," tuturnya.

 
Penulis :
Aries Setiawan

Terpopuler