Pantau – Video yang memperlihatkan Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di dalam pesawat Super Air Jet yang merupakan salah satu maskapai domestik berbiaya murah saat mengikuti KTT G20 di Bali menjadi sorotan publik.
Peneliti Senior CENTRIS AB Solissa menilai bahwa pria yang kerap disapa Zulhas itu hanyalah sebuah pencitraan semata dan untuk mencuri perhatian serta simpati publik. Terlebih Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) diprediksi bakal bubar sebelum Pilpres 2024.
“Video yang sempat viral itu menurut saya sengaja dibuat untuk mencuri perhatian dan simpati publik ditengah menurunnya elektabilitas PAN dan merosotnya kredibilitas Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diprediksi banyak pihak bakal bubar sebelum Pilpres 2024,” kata Solissa kepada Pantau.com, Selasa (15/11/2022).
Menurutnya, aksi yang dilakukan Zulhas itu sudah bukannya zamannya lagi karena masyarakat sudah tidak bisa dibodoh-bodohi.
“Publik sudah tidak bisa lagi dibodoh-bodohi dengan konten-konten semacam ini. Tidak otentik, dan sarat akan pencitraan politik,” katanya.
“Menurut saya, Zulhas harus bisa menggunakan cara-cara yang lebih relevan dan kontekstual dengan kepentingan rakyat saat ini. Apa yang diinginkan rakyat itulah yang harus direspon oleh Zulhas dan PAN,” sambung Solissa.
Oleh karena itu, lanjut Solissa, pencitraan yang dilakukan Zulhas itu dinilai sia-sia sehingga tidak membuahkan hasil apapun.
“Jadi, pencitraan semcam ini akan sia-sia dan tak menghasilkan apa-apa. Rakyat justru akan semakin antipati terhadap pejabat publik yang menghabiskan waktu untuk membuat sebuah konten demi mengejar syahwat kepentingan politik dan mengabaikan kepentingan rakyat,” pungkasnya.
Peneliti Senior CENTRIS AB Solissa menilai bahwa pria yang kerap disapa Zulhas itu hanyalah sebuah pencitraan semata dan untuk mencuri perhatian serta simpati publik. Terlebih Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) diprediksi bakal bubar sebelum Pilpres 2024.
“Video yang sempat viral itu menurut saya sengaja dibuat untuk mencuri perhatian dan simpati publik ditengah menurunnya elektabilitas PAN dan merosotnya kredibilitas Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diprediksi banyak pihak bakal bubar sebelum Pilpres 2024,” kata Solissa kepada Pantau.com, Selasa (15/11/2022).
Menurutnya, aksi yang dilakukan Zulhas itu sudah bukannya zamannya lagi karena masyarakat sudah tidak bisa dibodoh-bodohi.
“Publik sudah tidak bisa lagi dibodoh-bodohi dengan konten-konten semacam ini. Tidak otentik, dan sarat akan pencitraan politik,” katanya.
“Menurut saya, Zulhas harus bisa menggunakan cara-cara yang lebih relevan dan kontekstual dengan kepentingan rakyat saat ini. Apa yang diinginkan rakyat itulah yang harus direspon oleh Zulhas dan PAN,” sambung Solissa.
Oleh karena itu, lanjut Solissa, pencitraan yang dilakukan Zulhas itu dinilai sia-sia sehingga tidak membuahkan hasil apapun.
“Jadi, pencitraan semcam ini akan sia-sia dan tak menghasilkan apa-apa. Rakyat justru akan semakin antipati terhadap pejabat publik yang menghabiskan waktu untuk membuat sebuah konten demi mengejar syahwat kepentingan politik dan mengabaikan kepentingan rakyat,” pungkasnya.
- Penulis :
- M Abdan Muflih
