
Pantau - Anggota Komisi VIII DPR RI, M. Hasbi Jayabaya mengkritik keras usulan kenaikan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 2023 hingga 69,1 triliun rupiah.
Ia mengungkapkan, sekitar 70 persen calon jemaah haji yang telah mendaftarkan diri untuk ibadah haji masih berada dalam kategori tidak mampu.
"Kalau kenaikan biaya hampir 30 juta itu sangat membebani. Kami paham kenaikan tidak bisa dihindari, tapi kita ingin kenaikan yang rasional," tegas Hasbi dalam rapat kerja Panja BPIH, Kamis (26/1/2023).
Hasbi justru mempertanyakan peranan BPKH, sejauh ini sebagai lembaga yang dibentuk untuk mengelola keuangan haji. Ia mengatakan, semestinya BPKH mampu mengelola nilai manfaat secara maksimal.
"Semua ahli keuangan kan ada di BPKH ini, lalu ke mana itu nilai investasinya, ke mana nilai manfaatnya?" ujar politisi PDIP tersebut.
Ia turut mengkritik adanya kenaikan biaya konsumsi sebesar 18,5 riyal. Pasalnya, ia mengatakan, tidak ada yang bisa menjamin menu makanan saat haji nanti sesuai dengan apa yang diperlihatkan kepada tim monitoring.
"Pengalaman kami pada tahun 2020, kami monitoring ke semua penyedia makanan diperlihatkan kepada kami itu bagus, tapi pada saat pelaksanaannya malah berbeda," tandasnya.
Ia mengungkapkan, sekitar 70 persen calon jemaah haji yang telah mendaftarkan diri untuk ibadah haji masih berada dalam kategori tidak mampu.
"Kalau kenaikan biaya hampir 30 juta itu sangat membebani. Kami paham kenaikan tidak bisa dihindari, tapi kita ingin kenaikan yang rasional," tegas Hasbi dalam rapat kerja Panja BPIH, Kamis (26/1/2023).
Hasbi justru mempertanyakan peranan BPKH, sejauh ini sebagai lembaga yang dibentuk untuk mengelola keuangan haji. Ia mengatakan, semestinya BPKH mampu mengelola nilai manfaat secara maksimal.
"Semua ahli keuangan kan ada di BPKH ini, lalu ke mana itu nilai investasinya, ke mana nilai manfaatnya?" ujar politisi PDIP tersebut.
Ia turut mengkritik adanya kenaikan biaya konsumsi sebesar 18,5 riyal. Pasalnya, ia mengatakan, tidak ada yang bisa menjamin menu makanan saat haji nanti sesuai dengan apa yang diperlihatkan kepada tim monitoring.
"Pengalaman kami pada tahun 2020, kami monitoring ke semua penyedia makanan diperlihatkan kepada kami itu bagus, tapi pada saat pelaksanaannya malah berbeda," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas