
Pantau – Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan pemilu 2024 nanti sudah saatnya tidak ada isu suku agama ras antargolongan (SARA). Dia tak mau tempat ibadah dijadikan tempat berkampanye seseorang.
"Sudah saatnya teman-teman bekerja, melakukan pemantauan dengan baik. Sudah saatnya politisasi SARA ditiadakan, saya nggak setuju kenapa tempat ibadah jadi tempat kampanye dan sosialisasi," kata Bagja dalam diskusi Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR), Jumat (17/2/2023).
Menurut Bagja, setiap orang berhak menggunakan tempat ibadah untuk berdoa dengan gangguan kampanye. Adanya politik yang masuk ke rumah ibadah dikhawatirkan bakal mengkotak-kotakan jemaah hanya karena tak satu prinsip.
"Semua orang berhak akses terhadap tempat ibadah. Jangan sampai tempat ibadah nanti jadi persaingan antarparpol. Masjid A punya Golkar, masjid B punya PDIP, masjid ini pusing kita," ujar Bagja.
Dia takut karena berbeda pandangan masyarakat jadi tak beribadah di satu tempat. Karena itu, Bagja tegas menolak politisasi SARA.
"Apa yang prinsipil tolak politisasi SARA, tolak politik uang," ungkapnya.
"Sudah saatnya teman-teman bekerja, melakukan pemantauan dengan baik. Sudah saatnya politisasi SARA ditiadakan, saya nggak setuju kenapa tempat ibadah jadi tempat kampanye dan sosialisasi," kata Bagja dalam diskusi Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR), Jumat (17/2/2023).
Menurut Bagja, setiap orang berhak menggunakan tempat ibadah untuk berdoa dengan gangguan kampanye. Adanya politik yang masuk ke rumah ibadah dikhawatirkan bakal mengkotak-kotakan jemaah hanya karena tak satu prinsip.
"Semua orang berhak akses terhadap tempat ibadah. Jangan sampai tempat ibadah nanti jadi persaingan antarparpol. Masjid A punya Golkar, masjid B punya PDIP, masjid ini pusing kita," ujar Bagja.
Dia takut karena berbeda pandangan masyarakat jadi tak beribadah di satu tempat. Karena itu, Bagja tegas menolak politisasi SARA.
"Apa yang prinsipil tolak politisasi SARA, tolak politik uang," ungkapnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah