
Pantau - Beredar di media sosial diduga pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Sumatera Utara buka suara terkait keburukan Menkeu Sri Mulyani. Unggahan tersebut memperlihatkan bahwa diduga pegawai DJP membuat laporan sejak dua tahun lalu namun tidak digubris oleh Menkeu.
Seperti yang dilihat tim Pantau.com pada unggahan yang beredar, Rabu (1/3/2023). Pegawai tersebut menuliskan surat terbuka dan menyebarkannya melalui WhatsApp Group.
Ia mengaku sudah membuat laporan terkait gaya hidup pegawai DJP yang diduga dianggap pamer harta. Surat terbuka tersebut menceritakan bahwa Menkeu Sri Mulyani justru sibuk melakukan pencitraan dan tidak mementingkan kepentingan negara.
"Sehubungan dengan berita viral Mario Dandy Satrio, anak dan Rafael Alun Trisambodo, dan pengaduan saya di DJP/Kemenkeu tanggal 27 Mel 2021 (hampir dua tahun yang lalu) dengan Nomor Tiket TKT-215E711063 dan Nomor Register emi-2022-0020-9d33 dan am/-2022-0025-24a6 dengan ini saya sampaikan permintaan tindak lanjut pengaduan saya dengan penjelasan sebagai berikut:
Bahwa saya melihat cepat sekali keputusan yang ibu ambil, ya? Dalam hitungan hari Rafael Alun Trisambodo bisa langsung keluar dari DJP akibat viralnya kasus. Kemudian baru saja Dirjen Pajak Viral menampilkan gaya hidup mewahnya dengan menaiki Motor Gede alias Moge Harley Davidson dengan komunitas Belasting Rijder-nya, ibu pun langsung tindak cepat yang pada akhirnya citra DJP hancur berantakan," bunyi surat terbuka tersebut.
Surat terbuka yang berisi 6 poin ini juga mengatakan bahwa Menkeu Sri Mulyani berbicara tidak sesuai dengan apa yang ia lakukan. Seperti diketahui, Sri Mulyani mengecam keras perilaku pamer harta dan gaya hidup mewah. Namun Sri Mulyani juga memiliki klub sepeda mahal, hal tersebut lantas menjadi sorotan publik.
"Mengecam tindakan hidup mewah, tapi diri sendiri tidak bisa mengawasi dan diawasi sehingga tidak sadar telah melakukan hal yang sama, yakni mempertontonkan kemewahan dan membiarkan tindakan seperti itu selama ini. Bukankah itu pelanggaran integritas, Ibu Apakah dikarenakan pengaduan yang telah saya sampaikan hampir dua tahun yang lalu ini harus saya viralkan? Apakah perlu saya viralkan agar pengaduan saya ini dapat diproses? Ataukah memang perilaku korup dan pelanggaran kode etik ini sebenarnya memang sudah mandarah daging di tubuh DJP/Kementerian Keuangan sehingga lbu dan teman-teman oknum yang diduga korup memang sengaja menutup-nutupi perilaku koruptif dengan hukum tebang pilih," katanya.
Sebelumnya, kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio, anak pejabat Ditjen Pajak Rafael Trisambodo menimbulkan efek domino.
Publik ramai-ramai menyorot kekayaan para pegawai pajak dan pegawai Kementerian Keuangan secara umum. Terbaru, viral foto Dirjen Pajak Suryo Utomo juga memiliki hidup mewah. Salah satunya ia tertangkap kamera mengendarai motor gede (moge) Harley. Bahkan Suryo punya klub Moge di Ditjen Pajak bernama Blasting Rijder DJP.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta klub Moge pegawai pajak itu dibubarkan.
Sri Mulyani berpendapat hobi dan gaya hidup para pejabat mengendarai Moge justru menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Gaya hidup ini pula, lanjut dia, telah menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai pajak.
Ia juga menilai para pejabat yang mengendarai Moge itu telah melanggar asas kepatutan meski dibeli dengan uang gaji resmi.
Suryo dkk tak sendiri, sejumlah pejabat Kemenkeu lainnya juga tercatat memiliki Moge yang dilaporkan dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), termasuk Sri Mulyani.
Seperti yang dilihat tim Pantau.com pada unggahan yang beredar, Rabu (1/3/2023). Pegawai tersebut menuliskan surat terbuka dan menyebarkannya melalui WhatsApp Group.
Ia mengaku sudah membuat laporan terkait gaya hidup pegawai DJP yang diduga dianggap pamer harta. Surat terbuka tersebut menceritakan bahwa Menkeu Sri Mulyani justru sibuk melakukan pencitraan dan tidak mementingkan kepentingan negara.
"Sehubungan dengan berita viral Mario Dandy Satrio, anak dan Rafael Alun Trisambodo, dan pengaduan saya di DJP/Kemenkeu tanggal 27 Mel 2021 (hampir dua tahun yang lalu) dengan Nomor Tiket TKT-215E711063 dan Nomor Register emi-2022-0020-9d33 dan am/-2022-0025-24a6 dengan ini saya sampaikan permintaan tindak lanjut pengaduan saya dengan penjelasan sebagai berikut:
Bahwa saya melihat cepat sekali keputusan yang ibu ambil, ya? Dalam hitungan hari Rafael Alun Trisambodo bisa langsung keluar dari DJP akibat viralnya kasus. Kemudian baru saja Dirjen Pajak Viral menampilkan gaya hidup mewahnya dengan menaiki Motor Gede alias Moge Harley Davidson dengan komunitas Belasting Rijder-nya, ibu pun langsung tindak cepat yang pada akhirnya citra DJP hancur berantakan," bunyi surat terbuka tersebut.
Surat terbuka yang berisi 6 poin ini juga mengatakan bahwa Menkeu Sri Mulyani berbicara tidak sesuai dengan apa yang ia lakukan. Seperti diketahui, Sri Mulyani mengecam keras perilaku pamer harta dan gaya hidup mewah. Namun Sri Mulyani juga memiliki klub sepeda mahal, hal tersebut lantas menjadi sorotan publik.
"Mengecam tindakan hidup mewah, tapi diri sendiri tidak bisa mengawasi dan diawasi sehingga tidak sadar telah melakukan hal yang sama, yakni mempertontonkan kemewahan dan membiarkan tindakan seperti itu selama ini. Bukankah itu pelanggaran integritas, Ibu Apakah dikarenakan pengaduan yang telah saya sampaikan hampir dua tahun yang lalu ini harus saya viralkan? Apakah perlu saya viralkan agar pengaduan saya ini dapat diproses? Ataukah memang perilaku korup dan pelanggaran kode etik ini sebenarnya memang sudah mandarah daging di tubuh DJP/Kementerian Keuangan sehingga lbu dan teman-teman oknum yang diduga korup memang sengaja menutup-nutupi perilaku koruptif dengan hukum tebang pilih," katanya.
Sebelumnya, kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio, anak pejabat Ditjen Pajak Rafael Trisambodo menimbulkan efek domino.
Publik ramai-ramai menyorot kekayaan para pegawai pajak dan pegawai Kementerian Keuangan secara umum. Terbaru, viral foto Dirjen Pajak Suryo Utomo juga memiliki hidup mewah. Salah satunya ia tertangkap kamera mengendarai motor gede (moge) Harley. Bahkan Suryo punya klub Moge di Ditjen Pajak bernama Blasting Rijder DJP.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta klub Moge pegawai pajak itu dibubarkan.
Sri Mulyani berpendapat hobi dan gaya hidup para pejabat mengendarai Moge justru menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Gaya hidup ini pula, lanjut dia, telah menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai pajak.
Ia juga menilai para pejabat yang mengendarai Moge itu telah melanggar asas kepatutan meski dibeli dengan uang gaji resmi.
Suryo dkk tak sendiri, sejumlah pejabat Kemenkeu lainnya juga tercatat memiliki Moge yang dilaporkan dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), termasuk Sri Mulyani.
- Penulis :
- renalyaarifin