
Pantau.com - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait meminta tim sukses pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin untuk mulai menunjukan sikap sportif dalam persiapan kampanye Pilpres 2019.
Selain itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf harus berani mengakui kekurangan petahana saat memimpin dalam lima tahun terkahir ini.
Baca juga: Massa #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi Deklarasi Bareng di Karawang, Apa Kata Polisi?
Pria yang akrab disapa Ara menuturkan, pemerintahan Jokowi selama ini diakuinya memang masih belum memenuhi janji politiknya pada masa kampenye Pilpres 2014. Hal itu, sambung Ara, bisa terlihat dari segi ekonomi hingga persoalan lapangan kerja.
"Jujur saja, Pak Jokowi ada yang berhasil dan tidak berhasil kok. Ya akui aja kalau ada yang belum berhasil. Zaman kan sudah terbuka apa yang dikampanyekan (Jokowi-JK) selama 2014 lalu semua tahu, kita sudah mengupayakan hal ini dan belum berhasil," kata Maruarar dalam diskusi Polmark Indonesia bertajuk 'Pemilu Dan Ancaman Retaknya Kerukunan Sosial' di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).
Kendati begitu, belum terpenuhinya beberapa janji-janji politik Jokowi saat kampanye di 2014 dinilainya sangat wajar. Sebab, katanya, jika melihat para presiden-presiden sebelumnya pun tak ada yang 100 persen berhasil memenuhi janji politik.
Baca juga: PDIP Bantah Tudingan Jokowi Gunakan Alat Negara di Pilpres 2019
Atas dasar itu, Ara meminta pengakuan dan sportivitas sangat penting dibangun oleh tim sukses Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, masyarakat Indonesia dinilainya saat ini sangat menyukai gaya pemerintahan yang terbuka untuk mengakui kesalahannya.
"Kalau salah minta maaf itu aja gitu. Nah jangan ada tim suksesnya yang sok jago kayaknya berhasil semuanya gitu. Jadi saya rasa ini tidak bener banget. Enggak ada lah yang sukses banget," ungkapnya.
"Kita itu ada lebih ada kurangnya, jangan ngomongnya lebihnya, kurangnya ngomong juga dan minta maaf kalau ada kurangnya," pungkasnya.
- Penulis :
- Adryan N