
Pantau - Pengamat komunikasi politik Andre Fransisco Renyut menyebut, klarifikasi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani soal transaksi janggal Rp300 triliun di Kemenkeu tidak membantu. Andre menegaskan, butuh aksi guna mengungkap titik terang.
"Soal membantu atau tidak, jelas tidak karena klarifikasi hanyalah kata-kata saja. Yang dibutuhkan adalah aksi," beber Andre saat dihubungi Pantau.com, Jumat (10/3/2023).
Terkait pelaporan Surat Perintah Tahunan (SPT) pajak 13 ribu lebih pegawai Kemenkeu jika memang sudah 100 persen, Andre menekankan mesti ada aksi lanjutan, misalnya mengecek harta mereka.
"Nah kalau memang sudah 100% melaporkan, hal berikut yang harusnya di cek adalah harta-harta mereka, apakah laporan mereka soal harta yang dimiliki sudah merupakan harta jujur atau tidak?" kata Andre.
Andre mengibaratkan, seperti tugas kuliah yang penting dikumpulkan lebih dahulu. Andre menambahkan, Sri Mulyani sebagai 'dosen' apakah akan mengecek laporan para 'mahasiswanya' atau asal dikasih nilai.
"Ibarat tugas kuliah, yang penting kumpulin aja dulu. ISri Mulyani sebagai 'dosen' apakah dia akan mengkroscek atau asal kasih nilai," pungkasnya.
Sri Mulyani Pertanyakan Penyataan Mahfud Terkait Rp 300 T: Dari Mana Angkanya?
Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani pertanyakan hasil temuan Mahfud MD terkait adanya transaksi janggal senilai Rp300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Sri Mulyani menyebut baru hari ini menerima surat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai transaksi tersebut.
Sri Mulyani mengaku sempat berkomunikasi dengan Mahfud Md dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. Sebelumnya, Mahfud mengungkapkan adanya transaksi janggal tersebut.
“Iya tadi saya juga berkomunikasi sama Pak Mahfud dan Pak Ivan ya dari PPATK pertama surat itu baru saya terima tadi pagi. Mengenai 300 triliun terus terang saya tidak lihat di dalam surat itu nggak ada angkanya, jadi saya nggak tahu juga dari mana angkanya,” kata Sri Mulyani di KPP Pratama Surakarta, Kamis (9/3/2023).
Sri Mulyani terus berkomunikasi dengan Mahfud dan Ivan Yustiavandana. Lalu, Dia mempertanyakan cara perhitungan temuan Rp300 triliun tersebut.
“Nanti saya akan kalau kembali lagi ke Jakarta saya akan bicara lagi dengan Pak Mahfud dan juga Pak Ivan (PPATK) angkanya tuh dari mana sehingga saya juga bisa punya informasi yang sama dengan Anda semuanya media dan masyarakat,” ungkapnya.
Sri Mulyani pun mengaku sempat bertanya kepada Kepala PPATK mengenai cara perhitunganya.
“Tentu saya tanya kepada Pak Ivan cara menghitungnya gimana datanya seperti apa karena di dalam surat yang disampaikan ke saya yang dalam hal ini ada lampirannya 36 halaman nggak ada satu pun angka,” tutur dia.
"Soal membantu atau tidak, jelas tidak karena klarifikasi hanyalah kata-kata saja. Yang dibutuhkan adalah aksi," beber Andre saat dihubungi Pantau.com, Jumat (10/3/2023).
Terkait pelaporan Surat Perintah Tahunan (SPT) pajak 13 ribu lebih pegawai Kemenkeu jika memang sudah 100 persen, Andre menekankan mesti ada aksi lanjutan, misalnya mengecek harta mereka.
"Nah kalau memang sudah 100% melaporkan, hal berikut yang harusnya di cek adalah harta-harta mereka, apakah laporan mereka soal harta yang dimiliki sudah merupakan harta jujur atau tidak?" kata Andre.
Andre mengibaratkan, seperti tugas kuliah yang penting dikumpulkan lebih dahulu. Andre menambahkan, Sri Mulyani sebagai 'dosen' apakah akan mengecek laporan para 'mahasiswanya' atau asal dikasih nilai.
"Ibarat tugas kuliah, yang penting kumpulin aja dulu. ISri Mulyani sebagai 'dosen' apakah dia akan mengkroscek atau asal kasih nilai," pungkasnya.
Sri Mulyani Pertanyakan Penyataan Mahfud Terkait Rp 300 T: Dari Mana Angkanya?
Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani pertanyakan hasil temuan Mahfud MD terkait adanya transaksi janggal senilai Rp300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Sri Mulyani menyebut baru hari ini menerima surat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai transaksi tersebut.
Sri Mulyani mengaku sempat berkomunikasi dengan Mahfud Md dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. Sebelumnya, Mahfud mengungkapkan adanya transaksi janggal tersebut.
“Iya tadi saya juga berkomunikasi sama Pak Mahfud dan Pak Ivan ya dari PPATK pertama surat itu baru saya terima tadi pagi. Mengenai 300 triliun terus terang saya tidak lihat di dalam surat itu nggak ada angkanya, jadi saya nggak tahu juga dari mana angkanya,” kata Sri Mulyani di KPP Pratama Surakarta, Kamis (9/3/2023).
Sri Mulyani terus berkomunikasi dengan Mahfud dan Ivan Yustiavandana. Lalu, Dia mempertanyakan cara perhitungan temuan Rp300 triliun tersebut.
“Nanti saya akan kalau kembali lagi ke Jakarta saya akan bicara lagi dengan Pak Mahfud dan juga Pak Ivan (PPATK) angkanya tuh dari mana sehingga saya juga bisa punya informasi yang sama dengan Anda semuanya media dan masyarakat,” ungkapnya.
Sri Mulyani pun mengaku sempat bertanya kepada Kepala PPATK mengenai cara perhitunganya.
“Tentu saya tanya kepada Pak Ivan cara menghitungnya gimana datanya seperti apa karena di dalam surat yang disampaikan ke saya yang dalam hal ini ada lampirannya 36 halaman nggak ada satu pun angka,” tutur dia.
#menteri keuangan#sri mulyani#transaksi#pengamat#Komunikasi Politik#Klarifikasi#Kejanggalan#Menkeu Sri Mulyani#Rp300 triliun
- Penulis :
- khaliedmalvino