
Pantau - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi meminta agar perbedaan politik disikapi secara wajar dan tidak menimbulkan perpecahan.
Hal ini ia sampaikan saat memberikan sambutan pada Seminar Literasi Digital Sektor Pendidikan di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (11/5/2023).
“Kontestasi politik tidak boleh menggerus persatuan bangsa dan mengikis persaudaraan antar anak bangsa,” ujar Zainut.
Ia mengajak para elit bangsa belajar menjadi negarawan, sebelum mendapat kepercayaan rakyat untuk mengurus negara, baik di pusat dan di daerah.
Zainut menilai, seminar literasi digital ini sangat tepat dikaitkan dengan Moderasi Beragama. Menurutnya, pendekatan Moderasi Beragama dapat mendekatkan hubungan antarumat yang rentan mengalami gesekan.
“Moderasi beragama adalah sikap jalan tengah, washatiyyah, tidak berada dalam kutub ekstrem dan tidak berlebih-lebihan dalam segala hal,” jelasnya.
Ia melanjutkan, sikap, cara pandang, dan praktik moderasi menjadi hal yang relevan dijadikan sebagai perspektif dalam melihat persoalan bangsa dan menyikapi perbedaan.
Menurutnya, siapa pun yang berbeda pendapat mengenai sesuatu masalah, bukan dipandang sebagai musuh, tetapi kawan dalam berpikir.
"Meski saya tidak sependapat dengan anda, tetapi hak anda untuk menyampaikan pendapat saya hormati dan saya bela sampai kapan pun," ujar politisi senior PPP ini.
Zainut menambahkan, para founding fathers telah mendirikan Indonesia pada tahun 1945, bukan dengan menghilangkan keragaman, tetapi justru menjadikannya sebagai modal untuk membangun persatuan.
"Hal itu telah diabadikan menjadi semboyan pada lambang negara Garuda Pancasila, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Meski berbeda tetapi tetap satu,” tandasnya.
Hal ini ia sampaikan saat memberikan sambutan pada Seminar Literasi Digital Sektor Pendidikan di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (11/5/2023).
“Kontestasi politik tidak boleh menggerus persatuan bangsa dan mengikis persaudaraan antar anak bangsa,” ujar Zainut.
Ia mengajak para elit bangsa belajar menjadi negarawan, sebelum mendapat kepercayaan rakyat untuk mengurus negara, baik di pusat dan di daerah.
Zainut menilai, seminar literasi digital ini sangat tepat dikaitkan dengan Moderasi Beragama. Menurutnya, pendekatan Moderasi Beragama dapat mendekatkan hubungan antarumat yang rentan mengalami gesekan.
“Moderasi beragama adalah sikap jalan tengah, washatiyyah, tidak berada dalam kutub ekstrem dan tidak berlebih-lebihan dalam segala hal,” jelasnya.
Ia melanjutkan, sikap, cara pandang, dan praktik moderasi menjadi hal yang relevan dijadikan sebagai perspektif dalam melihat persoalan bangsa dan menyikapi perbedaan.
Menurutnya, siapa pun yang berbeda pendapat mengenai sesuatu masalah, bukan dipandang sebagai musuh, tetapi kawan dalam berpikir.
"Meski saya tidak sependapat dengan anda, tetapi hak anda untuk menyampaikan pendapat saya hormati dan saya bela sampai kapan pun," ujar politisi senior PPP ini.
Zainut menambahkan, para founding fathers telah mendirikan Indonesia pada tahun 1945, bukan dengan menghilangkan keragaman, tetapi justru menjadikannya sebagai modal untuk membangun persatuan.
"Hal itu telah diabadikan menjadi semboyan pada lambang negara Garuda Pancasila, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Meski berbeda tetapi tetap satu,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas