Pantau – Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, A. Halim Iskandar, mengungkapkan Dana desa yang digunakan dengan tepat oleh rakyat desa bisa meningkatkan Ekonomi Desa. Sebab, jalan desa yang sepanjang 2015-2022 didanai dengan dana desa berhasil meratakan ekonomi, terutama bagi golongan menengah ke bawah.
Hal itu dibuktikan oleh peningkatan proporsi pengeluaran 40% golongan terbawah di desa naik 0,64 persen dan 40% golongan menengah naik 1,44%, sebaliknya 20% golongan teratas turun 2,08 persen.
"Perlu dicatat bahwa dana desa berasal dari APBN, yang secara khusus ditransfer langsung dari rekening kas negara ke rekening kas desa. Negara kemudian membuka ruang partisipasi rakyat desa agar secara mandiri menentukan penggunaan dana desa, sehingga jenis pengeluaran itu tepat sesuai kebutuhan rakyat desa," kata Halim Iskandar dalam keterangan tertulis, Rabu (24/5/2023).
Halim Iskandar menunjukan pada tahun 2015 rakyat desa memutuskan membangun membangun 30.787 km jalan desa, kemudian pada tahun 2016 membangun 60.762 km, lalu tahun 2017 membangun 61.793 km, pada tahun 2018 membangun 38.259 km, dan tahun 2019 membangun 40.109 km.
Bahkan, Lanjut Halim, pada masa pandemi COVID-19, desa tetap memutuskan membangun 30.168 km pada tahun 2020, dan 46.612 km pada tahun 2021. Berorientasi pada penanganan warga desa terdampak pandemi COVID-19, pada 2022 dibangun 3.166 km jalan desa.
"Secara keseluruhan, terbangun 311.656 km jalan desa yang didanai dengan dana desa," ungkapnya.
Selain itu, Perguruan tinggi telah meneliti manfaat dari jalan desa di 33 provinsi. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa jalan-jalan tersebut membantu warga desa untuk bekerja ke desa tetangga atau ke kota sehingga dapat menurunkan biaya angkut komoditas pertanian dan memperlancar warga desa yang hendak berobat.
"Buku-buku hasil kajian ini tersedia secara daring di Google Playbook, juga di situs https://kemendesa.go.id," tutur Halim Iskandar.
Hal itu dibuktikan oleh peningkatan proporsi pengeluaran 40% golongan terbawah di desa naik 0,64 persen dan 40% golongan menengah naik 1,44%, sebaliknya 20% golongan teratas turun 2,08 persen.
"Perlu dicatat bahwa dana desa berasal dari APBN, yang secara khusus ditransfer langsung dari rekening kas negara ke rekening kas desa. Negara kemudian membuka ruang partisipasi rakyat desa agar secara mandiri menentukan penggunaan dana desa, sehingga jenis pengeluaran itu tepat sesuai kebutuhan rakyat desa," kata Halim Iskandar dalam keterangan tertulis, Rabu (24/5/2023).
Halim Iskandar menunjukan pada tahun 2015 rakyat desa memutuskan membangun membangun 30.787 km jalan desa, kemudian pada tahun 2016 membangun 60.762 km, lalu tahun 2017 membangun 61.793 km, pada tahun 2018 membangun 38.259 km, dan tahun 2019 membangun 40.109 km.
Bahkan, Lanjut Halim, pada masa pandemi COVID-19, desa tetap memutuskan membangun 30.168 km pada tahun 2020, dan 46.612 km pada tahun 2021. Berorientasi pada penanganan warga desa terdampak pandemi COVID-19, pada 2022 dibangun 3.166 km jalan desa.
"Secara keseluruhan, terbangun 311.656 km jalan desa yang didanai dengan dana desa," ungkapnya.
Selain itu, Perguruan tinggi telah meneliti manfaat dari jalan desa di 33 provinsi. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa jalan-jalan tersebut membantu warga desa untuk bekerja ke desa tetangga atau ke kota sehingga dapat menurunkan biaya angkut komoditas pertanian dan memperlancar warga desa yang hendak berobat.
"Buku-buku hasil kajian ini tersedia secara daring di Google Playbook, juga di situs https://kemendesa.go.id," tutur Halim Iskandar.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
