
Pantau – Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan polisi merupakan alat yang dipentingkan sebagai pengaman negara. Sebab, Mahfud meminta masyarakat untuk tidak terlalu menyalahkan institusi Polri sepenuhnya jika ada penanganan kasus yang menyimpang.
"Saudara jangan terlalu menyalahkan aparat penegak hukum, gini loh, saya begini, negara ini aman degan ribuan kasus, tetapi mungkin dari ribuan kasus ada satu, dua yang menyimpang nah itu yang kita persoalkan, tetapi jangan dirusak nih sisanya yang bagus," kata Mahfud saat dialog kebangsaan di Universitas Flores, Kamis (31/5/2025).
"Karena saya katakan coba, polisi yang sudah mengamankan, tentara yang sudah bekerja, TNI bekerja siang malam menjaga negara ini misalnya karena saudara kritik terus nggak selesai," imbuhnya.
Mahfud menegaskan jika polisi melakukan mogok satu jam saja karena terus menerima kritikan, maka tidak ada yang menjaga keamanan negara. Jika hal itu terjadi kata Mahfud, negara ini bisa hancur.
"Lalu misalnya polisi, saya mau mogok satu jam. Mulai jam 00 sampai jam 01 polisi mogok, karena apa? Karena dikritik terus. Saudara, begitu polisi mogok satu jam, itu tidak ada keamanan. Karena itu ada orang bakar rumah orang, biarin, lapor polisi, wong saya lagi mogok ya kan, ada maling, woh saya lagi mogok, hancur. Begitu sadar itu semuanya sudah hancur," ujarnya.
Mahfud menuturkan jika negara masih menganggap polisi sebagai alat yang sangat dipentingkan. Meski demikian, polisi tetap perlu dikritik tetapi jangan merusak institusinya tetapi disembuhkan penyakitnya sehingga tidak melebar.
"Oleh sebab itu kita anggap polisi ini adalah alat yang sangat dipentingkan oleh negara ini, tetapi harus kita kritik. Kalau melakukan kesalahan-kesalahan dan itu biasanya lebih banyak oknum yang melakukan itu di sana, di sini, di situ, padahal polisi tuh ada di mana-mana," ungkapnya.
"Kita ngritiknya itu tidak merusak institusinya, tidak merusak sistemnya. Ini penyakit-penyakit ini loh yang kita ambil yang itu kita harus tegas terhadap hal-hal seperti itu agar yang seperti itu tidak melebar dan seterusnya," tuturnya.
"Saudara jangan terlalu menyalahkan aparat penegak hukum, gini loh, saya begini, negara ini aman degan ribuan kasus, tetapi mungkin dari ribuan kasus ada satu, dua yang menyimpang nah itu yang kita persoalkan, tetapi jangan dirusak nih sisanya yang bagus," kata Mahfud saat dialog kebangsaan di Universitas Flores, Kamis (31/5/2025).
"Karena saya katakan coba, polisi yang sudah mengamankan, tentara yang sudah bekerja, TNI bekerja siang malam menjaga negara ini misalnya karena saudara kritik terus nggak selesai," imbuhnya.
Mahfud menegaskan jika polisi melakukan mogok satu jam saja karena terus menerima kritikan, maka tidak ada yang menjaga keamanan negara. Jika hal itu terjadi kata Mahfud, negara ini bisa hancur.
"Lalu misalnya polisi, saya mau mogok satu jam. Mulai jam 00 sampai jam 01 polisi mogok, karena apa? Karena dikritik terus. Saudara, begitu polisi mogok satu jam, itu tidak ada keamanan. Karena itu ada orang bakar rumah orang, biarin, lapor polisi, wong saya lagi mogok ya kan, ada maling, woh saya lagi mogok, hancur. Begitu sadar itu semuanya sudah hancur," ujarnya.
Mahfud menuturkan jika negara masih menganggap polisi sebagai alat yang sangat dipentingkan. Meski demikian, polisi tetap perlu dikritik tetapi jangan merusak institusinya tetapi disembuhkan penyakitnya sehingga tidak melebar.
"Oleh sebab itu kita anggap polisi ini adalah alat yang sangat dipentingkan oleh negara ini, tetapi harus kita kritik. Kalau melakukan kesalahan-kesalahan dan itu biasanya lebih banyak oknum yang melakukan itu di sana, di sini, di situ, padahal polisi tuh ada di mana-mana," ungkapnya.
"Kita ngritiknya itu tidak merusak institusinya, tidak merusak sistemnya. Ini penyakit-penyakit ini loh yang kita ambil yang itu kita harus tegas terhadap hal-hal seperti itu agar yang seperti itu tidak melebar dan seterusnya," tuturnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
# In Article