
Pantau - Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk Paulus membela Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang membeli 12 jet tempur Mirage-2000 senilai Rp12 triliun.
Ia berpendapat, kebijakan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk membeli jet tempur tersebut pasti sudah melalui berbagai macam kajian.
"Pasti Kemenhan melakukan itu membuat kajian. Kedua, melihat katakan dari asas manfaat, kemudian apakah ada sesuatu yang ditunggu," ujar Lodewijk di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Di samping itu, Lodewijk menilai, pembelian 12 jet tempur bekas tersebut juga melihat penyelesaian jet tempur yang dikembangkan Indonesia dan Korea Selatan, yakni KF-21 Boramae atau KFX/IFX.
"Ini kan baru model prototipe keempat kalau tidak salah, sampai selesai kapan. Kalau umpama itu (Mirage 2000-5) yang ada terus bagaimana? Tentunya ada pertimbangan dari Kemenhan," sambungnya.
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto mengaku alasan pembelian 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 merupakan salah satu bentuk transfer teknologi untuk pilot-pilot TNI AU, sebelum nantinya mereka menggunakan pesawat tempur baru Dassault Rafale.
Prabowo menjelaskan, Mirage 2000-5 dan Dassault Rafale memiliki teknologi kompatibel. Sebab, keduanya dibuat oleh perusahaan yang sama, yakni Dassault Aviation dari Prancis.
"Mirage 2000-5 ini sangat canggih dan teknologinya hampir sama, istilahnya sangat kompatibel dengan Rafale. Berarti ini bisa dikatakan proses penyesuaian pilot-pilot kita dengan teknologi menuju Rafale," kata Prabowo.
"Ini sesuatu yang sangat mendesak untuk kita segera punya penangkal. Sangat-sangat tidak benar negara sebesar kita, seluas kita, dan sekaya kita, tidak punya pertahanan udara yang kuat," lanjutnya.
Ia berpendapat, kebijakan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk membeli jet tempur tersebut pasti sudah melalui berbagai macam kajian.
"Pasti Kemenhan melakukan itu membuat kajian. Kedua, melihat katakan dari asas manfaat, kemudian apakah ada sesuatu yang ditunggu," ujar Lodewijk di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Di samping itu, Lodewijk menilai, pembelian 12 jet tempur bekas tersebut juga melihat penyelesaian jet tempur yang dikembangkan Indonesia dan Korea Selatan, yakni KF-21 Boramae atau KFX/IFX.
"Ini kan baru model prototipe keempat kalau tidak salah, sampai selesai kapan. Kalau umpama itu (Mirage 2000-5) yang ada terus bagaimana? Tentunya ada pertimbangan dari Kemenhan," sambungnya.
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto mengaku alasan pembelian 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 merupakan salah satu bentuk transfer teknologi untuk pilot-pilot TNI AU, sebelum nantinya mereka menggunakan pesawat tempur baru Dassault Rafale.
Prabowo menjelaskan, Mirage 2000-5 dan Dassault Rafale memiliki teknologi kompatibel. Sebab, keduanya dibuat oleh perusahaan yang sama, yakni Dassault Aviation dari Prancis.
"Mirage 2000-5 ini sangat canggih dan teknologinya hampir sama, istilahnya sangat kompatibel dengan Rafale. Berarti ini bisa dikatakan proses penyesuaian pilot-pilot kita dengan teknologi menuju Rafale," kata Prabowo.
"Ini sesuatu yang sangat mendesak untuk kita segera punya penangkal. Sangat-sangat tidak benar negara sebesar kita, seluas kita, dan sekaya kita, tidak punya pertahanan udara yang kuat," lanjutnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas