
“Kita bebastugaskan. Kemudian kita melakukan pengecekan dan minta (uang tarikan) untuk dikembalikan,” ujar Ganjar melalui keterangan pers, Rabu (12/7/2023).
Adapun Kepala SMKN 1 Sale saat ini ditarik ke Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng. Sedangkan, untuk mengisi jabatan yang kosong akan diisi oleh pelaksana harian kepala sekolah.
“Kita ambil tindakan tegas. Kemudian ini agar menjadi perhatian bagi semuanya untuk tidak main-main,” katanya.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah, mengatakan bahwa telah melakukan penyelidikan dan pengecekan tekait kasus pungli ini.
Hasilnya, diketahui pungutan untuk pembanguna musala melalui komite sekolah, yang dilakukan pada tahun 2022 dan dari total 534 siswa 460 di antaranya sudah membayar. 44 siswa lainnya yang tidak membayar karena tergolong tidak mampu. Sedangkan, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.
“Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala. Pembangunan musala saat ini sudah mencapai 40 persen,” kata Uswatun.
Diketahui, laporan adanya pungli di SMKN 1 Sale, Rembang, Jateng, ini bermula saat memberikan motivasi pada seminar nasional yang dihadiri pelajar dan mahasiswa calon penerima beasiswa pendidikan di Pendapa Kabupaten Rembang, Senin (10/7)
Awalnya Ganjar memanggil sejumlah peserta seminar untuk naik ke panggung yang terdiri dari lima pelajar yang maju ke depan untuk diajak berdialog. Kelima anak itu berasal dari keluarga nelayan, buruh, dan guru honorer.
Ganjar kemudian mulai bertanya ke masing-masing pelajar, mulai dari asal usul keluarga, pekerjaan orang tua masing-masing hingga pada biaya sekolah gratis.
Pada saat itulah, Ganjar mendengar dugaan pungli berkedok infak yang dipungut pihak sekolah dari pelajar yang naik ke atas panggung.
- Penulis :
- Firdha Rizki Amalia