
Pantau - Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul mengatakan, kritik Rocky Gerung merupakan bentuk kerisauan kalangan akademisi terhadap pemerintahan Jokowi.
Menurutnya, kritikan yang disampaikan Rocky harusnya ditanggapi secara akademik karena mengemukakan pendapat setelah melakukan kajian dan renungan.
“Salah satu bentuk kegalauan akademisi terlihat dari statemen Ricky Gerung dalam sebuah diskusi yang bisa memantik perdebatan akademik,” kata Najmuddin, Sabtu (5/8/2023).
Najmuddin menyebut, sering kali kritikan akademisi kepada pemerintah selalu ditanggapi dengan sinis. Hal ini menjadi bukti jika pemerintah belum siap untuk berbeda pendapat.
Ia menjelaskan, pemikiran seorang akademisi selalu berusaha mencari solusi dari sebuah masalah dengan mengginakan pola pikir ilmiah.
“Pemikiran para akademisi selalu dilandasi tentang apa masalahnya (ontologi), mengapa masalah itu muncul (aksiologi), dan bagaimana mengatasi masalah tersebut (epistimologi),” paparnya
Namun, menurutnya, penyataan Rocky Gerung oleh pendukung rezim dipandang sebagai penghinaan kepada Presiden.
“Ketidaksetujuan para pendukung rezim terhadap Rocky Gerung direpresentasikan dengan cara-cara yang mengutamakan otot, bukan otak,” tegasnya.
Najmuddin berpendapat, jika pendukung rezim paham apa yang dilakukan Rocky, sesungguhnya adalah bentuk partisipasi politik warga yang bisa dilakukan bahan analisis bagi orang-orang di sekitar Presiden.
“Kritikan publik terhadap rezim juga bagian dari kebebasan berpendapat di alam demokrasi dan adalah bagian dari dinamika demokrasi,” pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas