
Pantau - Meski virus nipah belum terdeteksi di Indonesia, namun Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah, khususnya Kemenkes agar bersiaga.
“Pasalnya kasus virus nipah ini sudah terdeteksi di Kerala, India, dan menyebabkan dua orang meninggal dunia,” kata Netty dalam keterangan persnya, Jumat (27/9/2023).
Sebagai informasi, virus nipah ini dapat menyebabkan komplikasi pada otak dan penyakit pernapasan dengan angka kematian 40 hingga 70 persen terhadap manusia yang terinfeksi.
Gejala yang ditimbulkan antara lain demam, sakit kepala, muntah, ruam, kesulitan bernapas, kejang, dan kebingungan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), nipah adalah virus zoonosis yang ditularkan dari hewan yaitu babi dan jenis kelelawar ke manusia, tetapi dapat juga ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.
“Indonesia juga memiliki kelelawar buah yang dapat membawa virus nipah sebagaimana pernah terjadi dan meledak kasusnya di Malaysia dan Singapura,” jelas Netty.
Netty meminta agar pemerintah mengetatkan pengawasan di gerbang-gerbang kedatangan internasional untuk mencegah virus tersebut menjadi wabah di Indonesia.
“Tingkatkan pengawasan terhadap orang-orang di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama bagi mereka yang berasal dari negara terjangkit virus Nipah,” imbaunya.
Terakhir, Netty juga meminta Kemenkes untuk menyiapkan fasilitas kesehatan yang prima sebagai upaya dalam mengantisipasi kasus virus nipah.
“Jangan lagi ada cerita fasilitas kita kembali keteteran sebagaimana yang terjadi pada kasus Covid-19,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas