Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Nyamuk Wolbachia Gagal Atasi DBD di Brasil, Sri Lanka dan Singapura

Oleh Yohanes Abimanyu
SHARE   :

Nyamuk Wolbachia Gagal Atasi DBD di Brasil, Sri Lanka dan Singapura
Foto: Ilustrasi DBD (freepik)

Pantau - Bakteri wolbachia sebagai inovasi dalam menurunkan penyebaran nyamuk demam berdarah dengue alias DBD masih menyisakan sejumlah pertanyaan bagi kalangan ilmuwan. Pertanyaan itu salah satunya datang dari Peneliti Institut Fiocruz Brasil, Rafael Freitas.

"Kalau kita lihat di Indonesia ada penurunan signifikan dalam jumlah penularan tinggi. Tapi di Rio (Rio de Janeiro, salah satu kota di Brasil) penyebaran dengue tidak menunjukkan penurunan itu. Jadi kita harus tahu mengapa ini tidak berfungsi di Brasil tapi berfungsi di Indonesia," kata Rafael dikutip dari DW Indonesia Channel di Jakarta, Senin (27/11/2023).

Menurut dia, nyamuk Wolbachia sudah berada di 65 persen serangga di dunia. Karena itu, bakteri ini sudah ada di lingkungan hidup.

"Penyebabnya nyamuk yang terinfeksi wolbachia menyalurkan bakteri ke anak-anak mereka. Teknologi ini udah disalurkan ke belasan negara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan hasilnya cukup baik," ujar Rafael.

Di beberapa tempat atau negara, sambung dia, penyebaran penyakit menular ini turun sangat dramatis tanpa konsekuensi negatif kepada manusia maupun lingkungan. “Namun di Brasil masih ada pertanyaan belum terjawab,” timpal dia.

Brasil tercatat sebagai salah satu negara dengan penyebaran DBD tertinggi di dunia. Sebuah fasilitas terbesar pun sekarang sedang dibangun di negara ini dan akan membiakkan nyamuk yang ditulari bakteri wolbachia.

"Nantinya nyamuk akan disebar dari mobil, motor, dan room (ruangan)," jelas Rafael.

Di Tanah Air, Mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Siti Fadilah Supari mengungkapkan, metode wolbachia gagal diterapkan di Sri Lanka setelah melakukan uji coba selama 3 tahun. "Jadi setelah 3 tahun diuji-cobakan timbullah nyamuk yang lebih ganas di negara itu," tukasnya.

Siti juga menyampaikan, Singapura yang tadinya mengikuti world mosquito program (WMP) justru malah mengalami kenaikan kasus DBD hingga 2 kali lipat. Akhirnya pemerintahnya mengundurkan diri dari proyek WMP.

"Apakah kalau singapura berani keluar kita mesti nurut-nurut saja. Itulah kepentingan WMP bukan kepentingan kita," ucapnya.

Menurut Siti, Indonesia sudah mempunyai cara-cara dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang baik untuk mencegah DBD. “Kapan kita butuh nyamuk itu untuk membantu kita mengendalikan? Itu belum sekarang atau bukan sekarang, banyak hal yang kita pelajari di sini," demikian Siti Fadilah Supari.

Penulis :
Yohanes Abimanyu
Editor :
Ahmad Munjin