
Pantau.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Ace Hasan Syadzily menuding polemik kebohongan Ratna Sarumpaet ini bermotif politik. Menurutnya hal itu bisa dilihat dari sikap kubu Prabowo Subianto-Sandiaga seolah-olah tidak mengerti bahwa Indonesia adalah negara hukum.
"Mereka berteriak negara dzalim terhadap perempuan. Negara tidak hadir dan melanggar HAM. Apa motifnya? Jelas politik," kata Ace dalam keterangan tertulisnya yang diterima Pantau.com, Kamis (4/10/2019).
Baca juga: Soal Kebohongan Ratna Sarumpaet, Prabowo Minta Maaf
Ace menilai, tindakan gegabah jika seorang calon presiden, mantan ketua MPR RI, wakil ketua DPR RI, dan cendekiawan mempercayai begitu saja cerita penganiayaan tanpa ada bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
"Sah dan wajar mereka mengkritik pemerintah karena tugas oposisi adalah demikian. Tapi mereka sudah kehilangan akal sehat. Tak bisa membedakan ranah politik dan ranah hukum," ungkapnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi VIII di DPR RI itu menilai permintaan maaf Ratna hanya ditujukan ke Prabowo Subianto saja.
"Pak Jokowi tak butuh permintaan maaf dari seorang Ratna Sarumpaet. Tapi akibat seorang Ratna Sarumpaet akan banyak pendukung Prabowo-Sandi yang menelan informasi mentah-mentah," imbuhnya.
Kemudian Ace berharap pihak kepolisian bisa mendalami motif di balik cerita polemik kebohongan Ratna Sarumpaet itu. Menurutnya hal itu dirasa penting untuk pembelajaran berdemokrasi untuk tanah air.
Baca juga: Gara-gara Ulah Ratna Sarumpaet, Empat Anggota DPR Dilaporkan
"Demokrasi harus dibangun berdasarkan atas keadaban, bukan cerita-cerita bohong. Kita bangun demokrasi ini atas dasar kesantunan, akhakul karimah, dan nilai-niali keadaban," pungkasnya.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi