HOME  ⁄  Nasional

Istri Ganjar Ingin Tiap Orang Hidup Bebas dari Rasa Takut hingga Penindasan

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

Istri Ganjar Ingin Tiap Orang Hidup Bebas dari Rasa Takut hingga Penindasan
Foto: Istri Ganjar, Siti Atikoh menjadi pembicara di UNS, Kamis (7/12/2023). (Sumber: Instagram/atikoh.s)

Pantau - Istri calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh, menjadi pembicara kesetaraan gender dan keamanan manusia yang diadakan di Universitas Sebelas Maret (UNS) bersama Asosiasi Studi Jepang Indonesia (ASJI), Kamis (7/12/2023).

Acara bertema “Human Security Issues: Revisiting the Concept of Human Security from the Perspective of Japan and Indonesia” ini dihadiri para peneliti, pemerhati budaya Jepang, alumni mahasiswa kampus Jepang hingga pelajar.

Dalam penyampaiannya, Atikoh berbicara mengenai keamanan manusia (human security) dan berbagai hal, hingga menilai keberadaan tersebut memberikan jaminan hidup layak terhadap masyarakat.

“Human Security mencakup berbagai masalah ekonomi, sosial, lingkungan, dan politik. Ini tentang memastikan bahwa setiap orang dapat hidup bebas dari rasa takut, kekurangan, dan penindasan,” ungkap Atikoh.

Selain itu, Atikoh menilai Jepang dan Indonesia perlu mengambil langkah-langkah signifikan untuk meningkatkan human security, karena sama-sama rentan terhadap gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya sehingga sistem siaga bisa menjadi kuat.

“Kolaborasi di berbagai bidang seperti sistem peringatan dini, rencana evakuasi, dan pembangunan infrastruktur akan sangat penting dalam menjaga kehidupan dan penghidupan masyarakat kita," ujarnya.

Adapun jaminan human security juga ditentukan melalui stabilitas ekonomi, sehingga perlu menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan dan inklusif bagi masyarakat.

“Hal ini tidak hanya akan meningkatkan standar hidup mereka tapi juga berkontribusi terhadap stabilitas sosial dan mengurangi risiko konflik,” kata Atikoh.

Lebih lanjut, Atikoh juga menuturkan persoalan isu kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan, dengan harapan Indonesia dan Jepang dapat menciptakan lingkungan bermasyarakat yang lebih melibatkan perempuan.

“Dengan berbagi pengalaman, praktik terbaik, dan kebijakan, kita dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan perempuan berpartisipasi penuh dalam semua aspek masyarakat, mencakup akses pendidikan, kesehatan, peluang ekonomi, dan keterwakilan politik,” tuturnya.

Setelahnya, Atikoh pun juga menyampaikan bahwa ia melihat hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia bisa ditingkatkan melalui pengembangan infrastruktur hingga pembinaan dalam penelitian.

"Dengan membina kemitraan dalam penelitian, pengembangan, dan infrastruktur layanan kesehatan, kita dapat memperkuat sistem layanan kesehatan kita dan memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal di saat krisis,” ucapnya.

Sebagai informasi, Siti Atikoh hadir sebagai Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Studi Jepang Indonesia (ASJI) JawaTengah yang merupakan alumni University of Tokyo.

(Laporan: Jihan Susmita Dewi)

Penulis :
Firdha Riris

Terpopuler