billboard mobile
HOME  ⁄  Nasional

BGN: Sampah Sisa Makanan Bisa Jadi Pupuk Bergizi Gratis

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

BGN: Sampah Sisa Makanan Bisa Jadi Pupuk Bergizi Gratis
Foto: Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana (Antara)

Pantau - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa sampah sisa makanan yang bergizi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk mencegah pencemaran limbah. Menurutnya, pengolahan sampah hasil masakan telah dirancang agar bisa kembali ke lahan sebagai bagian dari ekosistem pertanian.

"Kami sudah masukkan di dalam ekosistem, bahkan sampah hasil masakan sudah kami rancang untuk menjadi pupuk, bagian dari ekosistem yang akan kembali ke lahan," jelas Dadan di kompleks parlemen Jakarta pada Kamis (31/10/2024).

Baca Juga:
Gerindra Sebut Makan Bergizi Gratis Baru Dimulai 2025
 

Potensi Ekonomi Sirkuler
 

Dadan menekankan bahwa pemanfaatan sampah sisa makanan ini tidak hanya berfungsi sebagai pupuk, tetapi juga menawarkan potensi ekonomi sirkuler bagi masyarakat."Nanti paling sampah-sampah sisa makanan itu akan kami gunakan menjadi pupuk di pertanian sehingga ekonomi sirkuler bisa terjadi," katanya.

Selain itu, BGN juga berencana mendistribusikan makanan bergizi dalam kemasan yang dapat digunakan kembali. Hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah dan pencemaran lingkungan."Perlu diketahui bahwa kami akan mendistribusikan masakan dengan kemasan yang dapat digunakan ulang, jadi tidak sekali pakai," imbuh Dadan.

Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah


BGN telah membentuk satuan pelayanan yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra terkait untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis."Semua dikelola oleh BGN, tidak ada satuan pelayanan yang tidak dikelola BGN. Hanya penyiapan strukturnya ada yang didanai oleh APBN dan ada yang melalui kemitraan," tuturnya.

Dalam pengoperasian satuan pelayanan ini, Dadan mengungkapkan bahwa akan ada penyerapan tenaga kerja baru."Di satuan pelayanan, pegawai BGN ada tiga, tetapi pegawai lokalnya bisa mencapai 30 hingga 47 orang, jadi tentu akan menyerap tenaga kerja baru," ujarnya.

Peran Ahli Gizi


Kepala BGN memastikan bahwa setiap satuan pelayanan akan dilengkapi dengan ahli gizi yang memantau proporsi gizi dan pilihan menu. Ahli gizi yang dilibatkan telah terlatih di perguruan tinggi dan paham tentang standar gizi untuk anak-anak, mulai dari balita hingga SMA.

"Ahli gizi itu tidak hanya memantau kandungan gizi, tetapi juga memastikan bahwa menu makanan sesuai dengan selera sasaran di masing-masing daerah," jelas Dadan.Ia juga menekankan pentingnya memahami preferensi anak-anak di daerah untuk menghindari pemborosan makanan."Kita berharap makanan itu benar-benar dimakan, tidak mubazir kemudian dibuang," tambahnya.

Dengan langkah-langkah ini, BGN berharap dapat mengoptimalkan pemanfaatan sampah sisa makanan dan meningkatkan gizi masyarakat secara keseluruhan.

Penulis :
Ahmad Ryansyah
Editor :
Ahmad Ryansyah