Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemendes Sebut Akademi Desa Tingkatkan Literasi Digital Menuju Desa Cerdas

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

Kemendes Sebut Akademi Desa Tingkatkan Literasi Digital Menuju Desa Cerdas
Foto: Kemendes Sebut Akademi Desa Tingkatkan Literasi Digital Menuju Desa Cerdas

Pantau - Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menyatakan bahwa platform Akademi Desa yang berbasis video daring atau online video platform (OVP) dapat meningkatkan literasi digital menuju desa cerdas.

"Memang ini (Akademi Desa) pada akhirnya sesuai dengan narasi besar kementerian, soal pentingnya literasi digital bagi masyarakat desa. OVP ini juga bagian dari literasi digital masyarakat desa, di mana orang bisa memanfaatkan media, perangkat, ponsel dan lain-lain dengan tujuan untuk memperkuat literasi digital," kata Tenaga Ahli BPI Kemendes PDT Dwi Winarno.

Baca juga: Kemendes Utamakan Pembangunan Yang Inklusif Wujudkan Astacita

Dwi menegaskan, literasi digital tidak bisa dimaknai sekadar membaca teks, tetapi kemampuan membaca dan menyebarkan informasi dalam bentuk apapun, termasuk audio-visual.

"Literasi digital ini jangan dimaknai hanya sekedar membaca teks, kalau literasi dimaknai hanya teks kan jadi keliru. Nah, ini dimaknai juga sebagai membaca yang sifat atau bentuknya adalah audio-visual untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru dan membagikan kepada orang banyak," ujar dia.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan media sosial, OVP memiliki beberapa keunggulan, di antaranya dapat meningkatkan fokus pembaca karena menampilkan video-video tentang praktik baik desa secara menyeluruh dan tidak memotong bagian-bagian tertentu saja seperti di media sosial.

Baca juga: Tegas Tolak Jual Beli Jabatan, Mendes Yandri Minta Pejabat Kemendes PDT Kerja Sesuai Tupoksi

"Kalau media sosial itu kan biasanya hanya mempartisi bagian-bagian yang dianggap menarik oleh publik, sehingga seringkali memang durasinya menjadi pendek dan pemahaman orang jadi tidak utuh. Nah memang ada kelemahan dan kelebihan, kelebihannya OVP ini dari sisi durasi lebih panjang dan orang jadi lebih banyak tahu secara utuh," ucapnya.

Ia juga menegaskan bahwa OVP tidak membatasi penggunaan alat dan membuka peluang bagi penggunanya untuk saling belajar guna meningkatkan kapasitas masing-masing.

"Kadang-kadang karena masih produksi video pembelajaran, jadi orang belum terlalu bisa memilih mana yang perlu dipotong atau enggak, jadi karena ini sarana latihan, enggak semua orang langsung bisa jadi ahli. Mereka yang masih amatir, kalau isi kontennya mengandung video pembelajaran, itu tetap bisa diterima oleh admin, karena enggak semua profesional yang buat," paparnya.

Baca juga: Kemendes dan Kemensos Sepakat dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Desa

Sebelumnya, Kemendes PDT menargetkan pada 2025 seluruh desa di Indonesia yang berjumlah sebanyak 75.265 desa dapat bertransformasi menjadi desa digital.

"Jadi, targetnya tahun depan adalah 75.265 desa itu mengandalkan APBDes-nya untuk desa digital," kata Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kemendes PDT Ivanovich Agusta.

Target yang ditetapkan itu sejalan pula dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 62 Tahun 2024 tentang APBN Tahun 2025 yang mengatur bahwa penggunaan dana desa, di antaranya diprioritaskan untuk pemanfaatan teknologi informasi dalam percepatan keberadaan Desa Digital.

Desa Digital merupakan nomenklatur yang sama dengan Desa Cerdas, sesuai dengan Keputusan Menteri Desa Nomor 55 Tahun 2024.

Baca juga: Permudah Desa Belanja Bangunan, Kemendes Luncurkan Platform P2KTD

Penulis :
Wulandari Pramesti