HOME  ⁄  Nasional

Jelang Lebaran, Menag Larang Pejabat Pakai Aset Negara

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Jelang Lebaran, Menag Larang Pejabat Pakai Aset Negara
Foto: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.(ANTARA/HO-Kemenag)

Pantau - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengingatkan para pejabat, khususnya di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag), agar jangan menyalahgunakan fasilitas negara demi kepentingan pribadi, terutama menjelang Lebaran 2025.

BACA JUGA: Ingat Ya! Puncak Arus Mudik Lebaran Diperkirakan pada 28-30 Maret 2025

"Menjelang momentum Lebaran, saya mengimbau kepada pejabat untuk tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Kalau pulang kampung, gunakan kendaraan pribadi saja," ujar Menag di Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Menag menegaskan sejak awal menjabat, ia berkomitmen untuk tidak menggunakan aset negara, seperti mobil atau rumah dinas, untuk keperluan pribadi.

"Selama 12 tahun menjadi pejabat di Kementerian Agama, termasuk sebagai Dirjen dan Wamen, saya selalu berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara. Saya bahkan memilih tidak tinggal di rumah dinas, karena khawatir tamu pribadi saya memanfaatkan fasilitas negara seperti listrik dan air," ujarnya.

Sebagai teladan, Menag mengisahkan kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mematikan lampu di kantornya saat anaknya datang membawa urusan pribadi, karena lampu itu dibiayai negara.

BACA JUGA: Kemenhub Siapkan 520 Bus Untuk Mudik Gratis Moda Darat Pada Angkutan Lebaran 2025

Lebih lanjut, Menag menekankan pentingnya keberkahan dalam hidup dibandingkan kekayaan atau jabatan tinggi.

"Apa gunanya harta melimpah jika keluarga bermasalah, anak terjerumus narkoba, istri selingkuh, atau hidup dipenuhi penyakit? Itu seperti neraka sebelum waktunya," katanya.

Menag juga mengutip hadis yang menyebut bahwa setiap daging yang tumbuh dari barang haram hanya bisa dibersihkan oleh api neraka. Bahkan, seseorang yang mengonsumsi makanan haram, shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari.

"Jika setiap hari kita memakan yang haram, sia-sialah shalat kita. Bagaimana mungkin anak kita menjadi saleh jika makanan yang dikonsumsinya berasal dari sumber yang tidak halal?" tutupnya.

Penulis :
Khalied Malvino