
Pantau - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menyoroti kemacetan parah yang terjadi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok dan berdampak pada lalu lintas sejumlah ruas jalan di Jakarta.
Huda mendorong pembangunan area penyangga atau buffer zone sebagai solusi untuk mencegah penumpukan kendaraan logistik, terutama saat trafik tinggi atau musim puncak.
"Di Prioknya sendiri perlu ada semacam buffer zone alternatif yang dibangun sengaja untuk ketika ada high season yang semacam ini", ujarnya.
Usulan Lama yang Belum Direalisasikan
Huda menjelaskan bahwa usulan pembangunan buffer zone di Pelabuhan Tanjung Priok sebenarnya sudah lama disampaikan oleh DPR.
Namun hingga kini, menurutnya, usulan tersebut belum juga direalisasikan secara konkret.
"Setiap kita menghadapi momen Lebaran dan peak season selalu kita sampaikan bahwa masih butuh buffer zone di Pelabuhan Tanjung Priok itu. Sampai hari ini belum terlaksana itu", tambahnya.
Pelindo Jelaskan Penyebab Kemacetan
Sebelumnya, pihak PT Pelindo menjelaskan bahwa kemacetan dipicu oleh aktivitas bongkar muat kapal yang berlangsung di luar jadwal di terminal New Priok Container Terminal (NPCT) 1.
Executive Director Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, mengungkapkan bahwa lonjakan volume terjadi akibat kedatangan tiga kapal yang seharusnya tiba satu minggu sebelumnya.
Ketiga kapal tersebut akhirnya bersandar bersamaan, menyebabkan peningkatan drastis aktivitas bongkar muat di terminal.
Dampaknya, jumlah truk peti kemas yang masuk ke area pelabuhan melonjak hingga mencapai sekitar 4.000 unit.
Kemacetan tersebut memicu berbagai upaya penanganan darurat, termasuk kerja sama antara Polres Priok dan Ditlantas Polda Metro Jaya untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
- Penulis :
- Peter Parinding