
Pantau - Calon Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun 2025 terus melakukan persiapan melalui simulasi penyambutan dan pelayanan jemaah di Arab Saudi.
Simulasi ini merupakan bagian dari rangkaian Bimbingan Teknis (Bimtek) PPIH yang berlangsung di Asrama Haji Jakarta, Pondok Gede, Jakarta Pusat pada Sabtu, 19 April 2025.
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan sekitar 2.210 petugas untuk melayani 203.320 jemaah reguler dari total kuota 221.000 jemaah Indonesia pada musim haji 2025.
Para petugas ini telah mengikuti bimtek sejak Senin, 14 April dan akan berakhir pada Minggu, 20 April 2025.
Simulasi Armuzna dan Tiga Skema Pelayanan
Salah satu fokus utama dalam simulasi adalah pelayanan saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Kemenag menyiapkan tiga skema untuk mengurai kepadatan jemaah saat wukuf, mabit, dan melempar jumrah, yakni safari wukuf, murur, dan tanazul.
Safari wukuf ditujukan bagi jemaah yang sakit, lanjut usia, dan disabilitas dengan mekanisme dibawa ke Arafah menggunakan kendaraan, melakukan wukuf secukupnya, lalu kembali ke hotel transit.
Skema murur yang ditargetkan diikuti oleh 25% jemaah dilakukan dengan membawa mereka langsung ke Mina usai wukuf di Arafah tanpa bermalam di Muzdalifah.
Sedangkan skema tanazul, yang baru diterapkan tahun ini, akan melibatkan sekitar 37 ribu jemaah yang diinapkan di hotel dekat Jamarat untuk menghindari kepadatan di Mina.
"Petugas yang di Mina dan jemaah yang mabit di Mina akan lempar jumrah dari lantai 3".
Petugas dan jemaah harus melewati terowongan serta jalanan menanjak untuk mencapai lantai tersebut.
Pada 10 Zulhijah, jemaah akan melempar jumrah Aqobah, sementara pada 11, 12, dan 13 Zulhijah mereka akan melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah.
"Yang 10 Zulhijah jemaah begitu keluar menuju Aqobah, tujuh kali lempar, selesai kembali lagi menuju tenda Mina".
Simulasi Layanan di Tiga Daerah Kerja
Simulasi juga dilakukan untuk tiga daerah kerja (Daker) yaitu Bandara, Makkah, dan Madinah.
Di Daker Bandara, fokus simulasi adalah proses penyambutan jemaah saat tiba di Bandara Madinah dan Jeddah serta proses naik bus menuju hotel.
Di Madinah dan Makkah, simulasi mencakup penyambutan jemaah, proses check-in hotel, konsumsi, pelaksanaan ibadah, dan persiapan menuju Armuzna.
Jemaah gelombang pertama akan memulai perjalanan dari Madinah untuk salat di Masjid Nabawi dan ziarah ke makam Rasulullah, lalu menuju Makkah menjelang puncak haji.
Sementara itu, jemaah gelombang kedua akan langsung ke Makkah dan melaksanakan umrah wajib sebelum menunggu waktu puncak ibadah.
Kemenag menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan layanan dan menjadikan ibadah haji lebih ramah bagi lansia dan penyandang disabilitas.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menegaskan, "Kita friendly untuk lansia dan disabilitas tetap kita dorong ya semangat dari layanan itu".
- Penulis :
- Arian Mesa