Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kepri Resmi Kelola PI 10 Persen di Wilayah Kerja Northwest Natuna

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Kepri Resmi Kelola PI 10 Persen di Wilayah Kerja Northwest Natuna
Foto: Pengelolaan PI Migas 10 Persen Resmi Diserahkan ke BUMD Kepri(Sumber: ANTARA/Ogen.)

Pantau - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) resmi mengelola hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 10 persen di Wilayah Kerja Northwest Natuna (WK NWN).

Pengelolaan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengalihan PI dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Prima Energy Pieters Utomo kepada BUMD PT Pembangunan Kepulauan Riau Northwest Natuna.

Penandatanganan dilakukan di Gedung Daerah Kepri, Tanjungpinang, pada Kamis malam (24/4/2025).

PI migas merupakan bentuk kepemilikan dan keikutsertaan daerah dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di suatu wilayah kerja.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, "Kami terus melakukan inovasi untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah, salah satunya dengan pengelolaan PI 10 persen ini."

Menurutnya, pengalihan PI ini telah sesuai dengan Kontrak Bagi Hasil serta Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2016 yang telah diperbarui melalui Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2025.

Ketentuan ini mewajibkan pemberian PI kepada BUMD sebagai bentuk pemberdayaan dan peningkatan partisipasi daerah dalam kegiatan usaha hulu migas.

Ansar juga mengapresiasi SKK Migas yang memberi izin pengelolaan hulu migas meski wilayah laut tersebut berada di luar kewenangan provinsi.

Ia menegaskan bahwa pengelolaan PI di wilayah laut menuntut proses panjang, investasi besar, serta teknologi dan sistem khusus.

Ia berharap pengelolaan ini mampu meningkatkan ekonomi daerah, kesejahteraan masyarakat, dan perkembangan kabupaten-kabupaten di Kepri.

"‌Dengan sinergi yang kuat antara BUMD dan KKKS, PI ini dapat dikelola dengan baik dan memberikan manfaat maksimal dalam meningkatkan pendapatan asli daerah," ujar Ansar.

Dorongan Transparansi dan Potensi Produksi Ande-Ande Lumut

Sekretaris SKK Migas Luky A. Yusgiantoro menyatakan bahwa pengalihan PI ini merupakan tonggak penting dalam memberi peran lebih besar kepada pemerintah daerah dalam sektor hulu migas.

Menurutnya, ini adalah kali pertama di Kepri dan menjadi bagian dari semangat desentralisasi agar manfaat sektor hulu migas dapat dirasakan langsung oleh daerah.

Ia menekankan bahwa pengelolaan PI harus dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel.

"Penting untuk mengikuti tata kelola good governance, di mana kepatuhan terhadap regulasi dan pelaporan keuangan menjadi aspek yang sangat penting dalam awal pengelolaan PI ini," tegas Luky.

Sementara itu, CEO Prima Energy Pieters Utomo menjelaskan bahwa Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut (AAL) di WK Northwest Natuna ditemukan melalui pemboran empat sumur: AAL-1X (2000), AAL-2X dan AAL-3X (2006), serta AAL-4X (2016).

Dari hasil uji produksi, formasi K sand menghasilkan minyak sebesar 1.220 BOPD (15° API) dan G sand menghasilkan 800 BOPD (12° API).

Lapangan AAL memiliki estimasi volume minyak in-place sebesar 214 juta barel (MMSTB) dan potensi produksi mencapai 42,7 MMSTB.

"‌Saat ini, kami sedang proses produksi. Mudah-mudahan 2027, sudah mulai beroperasi," ujar Pieters.

Prima Energy merupakan perusahaan eksplorasi dan produksi (E&P) lokal Indonesia yang berdiri sejak 2021 dan berbasis di Jakarta.

Perusahaan ini saat ini mengelola dua wilayah kerja sebagai operator penuh, yaitu WK Bawean dan WK Northwest Natuna, dengan komitmen menghadirkan solusi industri hulu migas yang andal, efisien, dan bertanggung jawab.

Penulis :
Balian Godfrey