
Pantau - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) siap mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) secara agresif di Indonesia melalui penguatan industri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dari hulu hingga ke hilir.
Potensi Besar dan Strategi Hulu hingga Hilir
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi tenaga surya sebesar 3.295 gigawatt (GW) yang akan dimanfaatkan untuk memperkuat industri energi surya nasional.
Dengan hanya memiliki dua musim, yakni penghujan dan kemarau, Indonesia dinilai ideal untuk mengoptimalkan pembangkitan listrik berbasis PLTS sepanjang tahun.
"Oleh karena itu, kami mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir, sekaligus mempercepat transisi energi menuju target net zero emission (NZE) pada 2060," kata Edwin.
Di sisi hulu, PLN Indonesia Power telah membangun industri komponen PLTS melalui PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), perusahaan patungan bersama Trina Solar Co Ltd dan PT Dian Swastatika Sentosa.
TMAI menjadi pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia yang memproduksi sel surya dan modul surya dalam satu lokasi menggunakan teknologi tunnel oxide passivated contact (TOPCon).
Panel surya produksi TMAI memiliki tingkat efisiensi hingga 23,2 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata panel surya nasional yang sekitar 20 persen.
"Pabrik ini kami kembangkan bersama perusahaan kelas dunia di industri solar panel, guna memenuhi permintaan energi terbarukan di Indonesia. Produk-produk TMAI menggunakan teknologi N-type TOPCon, yang telah memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), sehingga memiliki efisiensi dan keandalan yang tinggi. Ini membuktikan keseriusan kami dalam membangun industri EBT nasional," papar Edwin.
Penguatan di Midstream dan Downstream serta Akselerasi Transisi Energi
Di sektor midstream dan downstream, PLN Indonesia Power melalui anak usahanya PT PLN Indonesia Power Services memberikan layanan pembangunan, pemasangan, dan pemeliharaan PLTS.
"PLN Indonesia Power Services menjadi pemain utama dalam proyek pembangunan, pemasangan, dan pemeliharaan PLTS baik di lingkup PLN Grup maupun di sektor swasta, seperti PLTS PT AIIA dan PT ADSMIN dengan kapasitas 900 kWp," sebut Edwin.
Selain itu, penguatan portofolio EBT juga dilakukan melalui PT PLN Indonesia Geothermal, yang selain mengembangkan pembangkit listrik berbasis panas bumi, juga mengembangkan PLTS dengan kapasitas total 21,5 megawatt peak (MWp) di berbagai wilayah Indonesia.
Proyek-proyek tersebut antara lain dilakukan di TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia), YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing), dan AICC (Asian Isuzu Casting Center).
"Selama lima tahun terakhir, PLN Indonesia Geothermal juga berhasil mengembangkan energi hijau sebesar 5,6 gigawatt hour (GWh), yang setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO2e," tambah Edwin.
Upaya penguatan industri PLTS ini turut dipamerkan dalam ajang internasional Solar Tech Indonesia 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Dalam pameran tersebut, PLN Indonesia Power menegaskan komitmennya untuk mempercepat adopsi teknologi energi surya dan sistem penyimpanan energi.
"Transisi menuju energi bersih bukan lagi sekadar wacana. Ini adalah perjalanan yang sudah kami mulai, dan kami terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak yang memiliki semangat yang sama dalam mempercepat penggunaan EBT di Indonesia," sebut Edwin.
- Penulis :
- Arian Mesa