Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Stok LNG Dalam Negeri Mencukupi, Pemerintah Pastikan Belum Perlu Impor dari Amerika Serikat

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Stok LNG Dalam Negeri Mencukupi, Pemerintah Pastikan Belum Perlu Impor dari Amerika Serikat
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (sumber: Kementrian ESDM)

Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa kebutuhan gas alam cair (LNG) di Indonesia masih tercukupi dari produksi dalam negeri, sehingga belum ada keperluan untuk melakukan impor dari Amerika Serikat.

Bahlil menyatakan, "Sampai dengan hari ini, kami menganggap bahwa kebutuhan masih tercukupi dari dalam negeri," ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, pada Senin.

Ia menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan dengan Presiden Prabowo Subianto mengenai rencana impor LNG dari Amerika Serikat.

Kementerian ESDM juga menegaskan bahwa belum terdapat rencana untuk membuka keran impor LNG dalam waktu dekat.

Pernyataan Bahlil tersebut merupakan respons terhadap pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang sebelumnya menyebutkan bahwa pemerintah berupaya meningkatkan impor sejumlah komoditas strategis dari Amerika Serikat, termasuk minyak, LNG, serta produk pertanian seperti gandum, kedelai, dan jagung.

Sri Mulyani menekankan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara penghasil minyak dan gas, kapasitas produksinya saat ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan domestik.

Pemerintah Indonesia, lanjut Sri Mulyani, melihat peluang untuk menggenjot impor energi guna memperkuat ketahanan pasokan di dalam negeri.

Fokus Pemerintah Pada Impor LPG, BBM, dan Minyak Mentah

Pada awal April, Bahlil telah menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana untuk mengekspor LNG.

Saat ini, fokus Kementerian ESDM hanya pada penghitungan rencana impor liquefied petroleum gas (LPG), bahan bakar minyak (BBM), dan minyak mentah (crude oil).

Bahlil menjelaskan bahwa rencana peningkatan impor minyak mentah, BBM, dan LPG dari Amerika Serikat bertujuan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat.

"Komoditas lainnya di sektor ESDM itu belum kami hitung karena belum ada kebutuhan juga. Jadi, soal (rencana impor) LNG, saya ngomongnya (impor) LPG aja," ujar Bahlil pada Jumat (9/4).

Penulis :
Arian Mesa