
Pantau - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen pada 2025 tidak akan melemahkan optimisme pemerintah terhadap kondisi ekonomi nasional.
Ia menyebut bahwa proyeksi tersebut merupakan hal yang wajar dan sah dilakukan oleh lembaga internasional seperti IMF dan tidak perlu disikapi secara berlebihan.
Pemerintah tetap yakin dengan ketahanan ekonomi Indonesia yang ditunjukkan oleh beberapa indikator penting seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi yang rendah, konsumsi rumah tangga yang kuat, serta iklim investasi yang terjaga.
Stabilitas Ekonomi Tetap Terjaga Meski Tantangan Global Menghampiri
Target investasi nasional pada triwulan pertama 2025 telah tercapai, menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Pemerintah juga aktif memperkuat kerja sama investasi internasional serta menyederhanakan berbagai regulasi yang berpotensi menghambat arus investasi.
Prasetyo menyerukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, pekerja, dan masyarakat untuk terus membangun fondasi ekonomi nasional yang inklusif dan tangguh.
Dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen.
Bank Dunia juga mengambil langkah serupa dengan merevisi proyeksi pertumbuhan dari 5,0 persen menjadi 4,7 persen.
Penurunan proyeksi ini dipicu oleh berbagai faktor eksternal seperti ketegangan perdagangan global, penurunan permintaan dunia, dan menurunnya produktivitas negara berkembang.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan struktural domestik seperti isu demografi serta efisiensi tenaga kerja yang menurun dan berpotensi membatasi pertumbuhan jangka panjang.
- Penulis :
- Balian Godfrey