Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Inovasi Produk Rumput Laut Nonhidrokoloid Dipercepat, Nilai Pasar Global Capai Miliaran Dolar

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Inovasi Produk Rumput Laut Nonhidrokoloid Dipercepat, Nilai Pasar Global Capai Miliaran Dolar
Foto: KKP dorong hilirisasi rumput laut nonhidrokoloid untuk tingkatkan daya saing industri nasional(Sumber: ANTARA/Harianto)

Pantau - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong percepatan hilirisasi rumput laut nonhidrokoloid melalui diversifikasi produk olahan guna memperkuat nilai tambah dan meningkatkan daya saing industri pengolahan dalam negeri.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Tornanda Syaifullah, menekankan pentingnya inovasi produk turunan rumput laut seperti suplemen nutrisi, pakan ternak, biostimulan, bioplastik, kosmetik, hingga bahan kemasan ramah lingkungan.

"Dengan demikian, hilirisasi ini akan membuka peluang usaha yang menjanjikan," ujar Tornanda.

Berdasarkan data dari Precedence Research, pasar global untuk produk rumput laut nonhidrokoloid seperti biostimulan dan pakan ternak diperkirakan bernilai 4,36 miliar dolar AS pada 2024 dan akan tumbuh menjadi 12,85 miliar dolar AS pada 2034, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 11,42 persen.

Sementara itu, proyeksi The World Bank menyebutkan pasar rumput laut nonhidrokoloid untuk pakan ternak diperkirakan mencapai 1,2 miliar dolar AS pada 2030 dan melonjak hingga 6,4 miliar dolar AS pada 2050.

Pemerintah Siapkan Peta Jalan 2025–2029, Kolaborasi Jadi Kunci

"KKP akan berkontribusi menyiapkan masukan peta jalan dan rencana aksi nasional pengembangan industri rumput laut terpadu 2025–2029," lanjut Tornanda.

Dokumen peta jalan tersebut bertujuan membuka cakrawala baru dalam pemanfaatan rumput laut secara optimal dan inovatif, sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendorong hilirisasi komoditas ini.

"Sejatinya rumput laut menawarkan solusi untuk berbagai tantangan industri modern," tegasnya.

Sebelumnya, Ditjen PDSPKP KKP telah menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Menguak Peluang Bisnis Olahan Rumput Laut Non Hidrokoloid, bekerja sama dengan UNIDO melalui Global Quality and Standard Program (GQSP) Fase 2 dan Tropical Seaweed Innovation Network (TSIN).

FGD tersebut menjadi langkah awal dalam penyusunan dokumen peta jalan, dengan melibatkan sektor publik, swasta, dan akademik secara aktif.

“Kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah, industri, dan lembaga penelitian menjadi kunci keberhasilan pengembangan komoditas rumput laut non-hidrokoloid,” jelas Tornanda.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya juga menekankan pentingnya peningkatan produksi dan kualitas hasil perikanan melalui strategi ekonomi biru.

Strategi tersebut diyakini dapat memperkuat daya saing produk kelautan dan perikanan Indonesia di pasar global.

Penulis :
Balian Godfrey