
Pantau - Marcelina, generasi kelima pemilik Batik Liem Ping Wie, menyampaikan bahwa batik telah menjadi jalan bagi banyak perempuan, khususnya di Pekalongan, untuk mandiri secara ekonomi. Hal itu ia ungkapkan dalam forum bisnis Rumah Batik Liem Ping Wie: A Tapestry of Tradition and Tomorrow di Paviliun Indonesia, World Expo 2025 Osaka, Jepang.
Ia menekankan bahwa batik bukan sekadar warisan keluarga, melainkan sarana pemberdayaan yang menciptakan lapangan kerja berkelanjutan, mendorong pendidikan, dan mempertahankan identitas budaya di tengah arus globalisasi.
Dari Warisan Kakek ke Forum Global
Marcelina mengisahkan keterlibatannya sejak kecil di dunia batik bersama sang kakek, Lim Ping Hui, seorang perajin batik ternama dari Kedungwuni. Kini, Batik Liem Ping Wie dikenal luas atas motif-motifnya yang memadukan nilai tradisional dengan sentuhan modern.
Ia menyebut setiap motif batik sebagai jembatan lintas generasi, yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan budaya Indonesia.
Partisipasinya dalam forum ini menjadi langkah strategis untuk mengangkat batik sebagai simbol budaya yang tetap relevan dan inklusif, serta mendorong semua generasi untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya bangsa.
- Penulis :
- Gian Barani
- Editor :
- Gian Barani