
Pantau - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, kembali terpilih sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) periode 2025–2030 dalam Sidang Pleno IV Musyawarah Nasional (Munas) VII Apeksi 2025 yang digelar di Surabaya pada Jumat.
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Komjen Pol. Tomsi Tohir Balaw, mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Eri Cahyadi dan mengapresiasi kinerja kepemimpinannya.
"Terima kasih kepada Pak Eri dan pengurus lainnya, atas jerih payah untuk kebersamaan dan memajukan Apeksi serta berkontribusi kepada masyarakat kita."
Tomsi menegaskan bahwa Kemendagri akan terus memberikan dukungan penuh kepada Eri Cahyadi dan seluruh anggota Apeksi dalam menjalankan tugas dan inovasi daerah.
Apeksi diharapkan menjadi wadah bagi kota-kota untuk berbagi inovasi dan saling mengadopsi program unggulan demi kepentingan masyarakat luas.
"Menjiplak itu kan lebih gampang, walaupun menjiplak itu tidak mudah, tapi akan lebih cepat (menerapkan inovasinya). Seperti halnya yang dilakukan oleh Kota Gorontalo, itu programnya memberikan satu butir telur rebus yang diantar langsung oleh Karang Taruna kepada ibu hamil dan anak kurang gizi. Nah, dengan seperti ini, modal sedikit, tapi stunting cepat berkurang."
Fokus Selaraskan Program Kota dengan Pemerintah Pusat
Eri Cahyadi menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh anggota Apeksi dan Kemendagri dalam kepemimpinannya.
"Wali kota ini ketika ada permasalahan tidak hanya dibebankan kepada pengurus, tapi semua menjadi satu bagian, dan itu sudah disepakati bersama. Sehingga, nanti ketika ada rekomendasi-rekomendasi dari Komwil maka kita akan rapatkan dan menjadi satu bagian."
Ia menekankan pentingnya agar setiap kota di Indonesia memiliki visi dan misi yang mendukung program-program nasional Presiden Prabowo Subianto.
Eri mencontohkan salah satu program nasional, yaitu Indonesia bebas sampah pada tahun 2029, yang harus didukung oleh seluruh kota melalui tempat pemilahan mandiri.
"Maka yang kita lakukan hari ini adalah menentukan bagaimana kita bisa mengurangi sampah, salah satunya adalah memilah sampah dari rumah. Menteri Lingkungan Hidup (LH) kemarin juga menyampaikan untuk kota penghasil sampah 1.000 ton per hari akan diberi alat menggunakan biaya dari pusat."
Selain itu, Eri juga menyoroti pentingnya sistem satu data terintegrasi antara pemerintah kota dan pusat sebagai langkah strategis dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan dan stunting.
“Karena data kami berbeda dengan data yang disurvei oleh BPS. Tadi beliau (Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir) alhamdulillah sudah dirapatkan dengan Pak Menteri (Mendagri Tito Karnavian) dan BPS, sehingga dengan begitu data itu bisa diberikan kepada kami by name by addres dan kami bisa mengintervensi keluarga miskin dan anak-anak yang kategori stunting.”
- Penulis :
- Arian Mesa