
Pantau - Kementerian Agama memastikan bahwa seluruh bus shalawat yang mengantar jamaah haji Indonesia dari hotel ke Masjidil Haram telah dilengkapi sistem pelacakan GPS dan fasilitas ramah lansia serta penyandang disabilitas.
Bus Modern dengan Sistem Keamanan dan Kenyamanan Terintegrasi
Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Akhmad Fauzin, menyatakan bahwa bus shalawat telah terintegrasi dengan sistem pelaporan digital.
"Angkutan antarkota menggunakan bus berusia maksimal lima tahun yang berkapasitas 42 penumpang, dilengkapi pendingin udara yang berfungsi secara baik, tombol darurat pembuka pintu, dan GPS yang terintegrasi dengan sistem pelaporan digital".
Bus-bus ini juga dilengkapi kursi khusus untuk lansia dan penyandang disabilitas, serta berbagai fasilitas tambahan seperti kotak kesehatan, toilet, kotak pendingin, dan air minum kemasan 330 ml per jamaah.
"Setiap bus juga menyediakan kotak kesehatan, toilet, kotak pendingin, serta air minum kemasan 330 ml per jamaah. Bus akan siaga di depan hotel satu jam sebelum keberangkatan dalam kondisi bersih dan siap jalan".
Ramah Disabilitas dan Terorganisir
Setidaknya 32 bus shalawat dirancang khusus dengan low deck untuk memudahkan akses kursi roda serta menyediakan ruang penyimpanan khusus di dalam bus.
Bus-bus ini akan beroperasi dari tiga terminal utama, sesuai dengan wilayah pemondokan jamaah: terminal Syib Amir untuk jamaah di Syisah dan Raudhah, terminal Jabal Ka'bah untuk jamaah di Jarwal, serta terminal Ajyad untuk jamaah di Misfalah.
Seluruh layanan bus shalawat sudah termasuk dalam Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), dan para sopir telah dibayar secara resmi.
Karena itu, jamaah tidak diperkenankan memberikan tip kepada sopir.
Tahun ini, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja sama dengan lima perusahaan otobus: Abu Sarhad, Dallah, Durrat Al Munawwara, Mawakeb Al Khair, dan Rawahel Al Mashaer.
- Penulis :
- Arian Mesa