
Pantau - Lembaga Imparsial menyampaikan belasungkawa atas korban meninggal dan luka-luka dalam insiden ledakan amunisi afkir yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat.
Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, menilai peristiwa yang menewaskan 13 orang tersebut mencerminkan inkompetensi TNI dalam penataan wilayah pertahanan, khususnya dalam pelaksanaan pemusnahan amunisi.
Ia menegaskan bahwa insiden tersebut menunjukkan kelalaian serius terhadap standar operasional prosedur (SOP) dalam disposal amunisi.
Soroti Pengamanan Lemah dan Keterlibatan TNI di Ranah Sipil
Imparsial menyoroti lemahnya pengamanan dan kurangnya sosialisasi kepada warga sekitar lokasi disposal sebagai faktor yang memperburuk dampak insiden.
Keberadaan warga sipil di area berbahaya disebut sebagai bukti kelalaian pengamanan berlapis yang seharusnya diterapkan TNI.
Ardi juga mengkritik keterlibatan TNI dalam tugas-tugas non-pertahanan, seperti penanganan kenakalan siswa atau penjagaan kantor kejaksaan, yang menurutnya mengganggu fokus dan profesionalisme militer.
Imparsial mendesak pemerintah untuk bertanggung jawab atas kerugian yang dialami para korban dan keluarganya.
Panglima TNI juga diminta untuk mengevaluasi seluruh jajaran dan menolak intervensi sipil yang mendorong TNI masuk ke ranah di luar tugas utama pertahanan negara.
"TNI harus kembali fokus pada fungsi utamanya sebagai alat pertahanan negara," tegas Ardi.
- Penulis :
- Balian Godfrey