
Pantau - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menerima gelar kehormatan Doctor of Divinity dari Hartford International University for Religion and Peace dalam sebuah upacara resmi yang digelar di kampus Hartford, Amerika Serikat.
Dalam sambutannya, Menag menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut dan menyebut Hartford sebagai tempat yang memiliki kedekatan emosional baginya.
Ia merasa tidak seperti tamu, melainkan seperti kembali ke rumah karena hubungan akrab yang telah terjalin lama dengan Presiden Hartford University, Dr. Joel N. Lohr.
Nasaruddin menganggap penghargaan itu sebagai kehormatan yang melebihi apa yang pantas ia terima, namun tetap menekankan bahwa perjalanan membangun perdamaian antarumat beragama masih panjang dan perlu terus diperjuangkan.
Bangun Titik Temu dan Perkuat Kerja Sama Pendidikan Lintas Negara
Menag menekankan pentingnya membangun titik temu di tengah perbedaan, baik antaragama maupun antarmazhab.
Ia mencontohkan hubungan harmonis yang ia bangun dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sejak masa mudanya di IAIN Alauddin Ujung Pandang.
Nasaruddin juga membagikan pengalamannya saat menjalani pendidikan dan riset di Amerika Serikat, termasuk program pascadoktoral di Georgetown University dan kesaksiannya saat tragedi 9/11 terjadi.
Ia turut menggagas pendirian IMAAM Center di Virginia, yang diresmikan oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2014.
Sejak tahun 2023, Kementerian Agama telah mengirimkan puluhan mahasiswa magister dan doktor ke Hartford melalui program Pendidikan Kader Ulama (PKU).
Program ini memberikan pelatihan intensif mulai dari penguasaan bahasa Inggris, metodologi riset, hingga epistemologi tafsir bagi para peserta.
Nasaruddin mengibaratkan pengalaman belajar di Amerika Serikat sebagai membaca “buku besar yang hidup”.
Ia juga mengapresiasi hubungan Hartford dengan tokoh-tokoh Indonesia seperti Dr. Alwi Shihab, Dr. Azyumardi Azra, Dr. Hafid Abbas, dan Jusuf Kalla.
Sebagai bentuk penguatan kerja sama, ia menyarankan pendirian Indonesia Study Center di Hartford.
Menurutnya, pusat studi tersebut dapat menjadi energi positif dalam membangun peradaban melalui pendidikan dan dialog lintas iman di tingkat global.
- Penulis :
- Balian Godfrey