
Pantau - Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengusulkan penambahan kuota haji serta pembukaan penerbangan umrah langsung dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar kepada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPH RI).
Usulan tersebut disampaikan langsung kepada Kepala BPH RI KH Mochamad Irfan Yusuf saat kunjungan silaturahmi di Meuligoe Gubernur Aceh.
Usulan 5.500 Kuota Haji dan Penghematan Biaya Pendamping
Muzakir menyebut jumlah penduduk Aceh sekitar 5,5 juta jiwa, sehingga kuota haji sebaiknya disesuaikan menjadi 5.500 jamaah. Saat ini, kuota haji Aceh hanya 4.378 orang termasuk petugas.
Ia juga meminta agar jamaah umrah dari Aceh dapat langsung berangkat dari Bandara SIM, mengingat fasilitas dan pelayanan imigrasi yang sudah tersedia.
Saat ini, sebagian besar jamaah umrah masih harus terbang melalui Bandara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara, yang menambah biaya dan waktu perjalanan.
Gubernur juga berharap biaya untuk petugas dan pendamping haji asal Aceh dapat ditanggung melalui APBN, bukan dari APBA, agar dana daerah bisa difokuskan ke sektor lain.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara Pemerintah Aceh dan BPH RI untuk memperkuat pelayanan haji dan umrah sebagai bentuk pengabdian kepada umat.
BPH RI Akan Pertimbangkan dan Kaji Usulan Aceh
Menanggapi usulan tersebut, Kepala BPH RI KH Mochamad Irfan Yusuf menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan penambahan kuota haji sebanyak 500 orang untuk Aceh.
Terkait usulan pembiayaan petugas melalui APBN, Irfan menjelaskan bahwa hal tersebut berada di luar kewenangan BPH RI.
Namun, usulan penerbangan umrah langsung dari Aceh disambut positif dan akan dikaji lebih lanjut bersama instansi terkait.
Irfan juga mengapresiasi peran historis Aceh dalam penyelenggaraan ibadah haji dan menilai kunjungannya ke Aceh sebagai agenda yang sangat istimewa.
Ia turut mengingatkan bahwa sejak lama ulama Aceh telah mendorong agar pengelolaan dana haji memberi manfaat luas bagi masyarakat.
- Penulis :
- Balian Godfrey







