
Pantau - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN) tengah bersinergi menjaga stabilitas harga ayam hidup guna melindungi peternak mandiri dan memastikan keberlanjutan usaha serta kesejahteraan peternak rakyat.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menegaskan bahwa Kementan terus berupaya menjaga harga ayam hidup (livebird) di tingkat peternak rakyat agar tetap stabil dan layak.
"Salah satu pendukung utama upaya ini datang dari Komunitas Peternakan Unggas Nasional atau KPUN," kata Agung Suganda.
Agung juga menekankan bahwa langkah-langkah yang dilakukan Kementan bukan hanya bersifat reaktif terhadap fluktuasi harga, tetapi juga bertujuan memperbaiki sistem secara menyeluruh.
“Kami tidak sekadar merespons harga, tapi juga membenahi ulang sistem agar lebih adil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Lima Langkah Strategis untuk Stabilitas Harga
Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah menyusun lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan termasuk KPUN dan Pinsar Indonesia.
Pertama, optimalisasi penyerapan ayam dari peternak mandiri oleh perusahaan terintegrasi melalui Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU).
Kedua, mendorong pembentukan koperasi peternak untuk memperkuat posisi tawar peternak mandiri dalam rantai pasok.
Ketiga, pengendalian produksi anak ayam (day old chick/DOC) broiler melalui pengurangan telur tetas dan afkir dini indukan, sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2024.
Keempat, pengaturan distribusi ayam potong oleh dinas peternakan provinsi berdasarkan kebutuhan wilayah masing-masing.
Kelima, perusahaan pembibit diminta menyediakan DOC broiler kepada peternak mandiri dengan harga yang wajar dan mekanisme yang transparan.
Langkah-langkah ini diharapkan mampu memperkuat struktur industri perunggasan nasional dan memastikan keberlanjutan usaha peternak kecil di tengah dinamika pasar.
- Penulis :
- Arian Mesa