
Pantau - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengumumkan bahwa capaian penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada kuartal I tahun 2025 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) berhasil merealisasikan penyaluran FLPP sebanyak 53.874 unit rumah subsidi dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Jumlah tersebut meningkat signifikan, yakni sebesar 1.173,92 persen dibandingkan dengan capaian kuartal I tahun 2024 yang hanya mencapai 4.229 unit rumah.
"Capaian FLPP ini merupakan yang paling besar sepanjang sejarah negara Indonesia khususnya pada masa pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto," ujar Maruarar.
Target Naik, Beban Biaya Ditekan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Sebagai bentuk komitmen terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat, pemerintah menaikkan target KPR FLPP dari 220.000 unit menjadi 350.000 unit rumah subsidi pada tahun 2025.
Maruarar Sirait menyampaikan apresiasi atas inovasi dan kerja keras BP Tapera dalam mendorong realisasi program tersebut.
"Dengan doa dan kerja keras BP Tapera dalam 3 bulan pertumbuhannya 1.100 persen artinya 11 kali," ungkapnya.
Pemerintah juga mendorong penghapusan biaya tambahan seperti Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
FLPP sendiri merupakan program subsidi pembiayaan dari pemerintah yang memberikan dana murah kepada bank penyalur, memungkinkan masyarakat membeli rumah dengan suku bunga rendah, uang muka ringan, dan tenor panjang.
Keuntungan dari KPR FLPP mencakup suku bunga tetap 5 persen per tahun, tenor hingga 20 tahun, uang muka ringan, bebas premi asuransi, bebas PPN, serta kerja sama dengan berbagai bank penyalur.
- Penulis :
- Balian Godfrey