
Pantau - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa resmi meluncurkan 1.193 beasiswa bagi santri unggul melalui Program Beasiswa Santri Unggul Tahun 2025.
Program ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Provinsi Jawa Timur.
Khofifah menegaskan bahwa program ini tidak sekadar memberi bantuan pendidikan, tetapi menjadi strategi menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berbasis nilai karakter.
"Santri bukan hanya penjaga nilai moral dan spiritual, tetapi juga aset intelektual bangsa. Ketika mereka diberi akses pendidikan tinggi, mereka akan tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang visioner, berakhlak, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat", ujar Khofifah.
Ia menambahkan bahwa pesantren merupakan tempat terbaik dalam membentuk karakter sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas.
"Kita tengah menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas. Pesantren adalah kawah candradimuka terbaik untuk pembentukan karakter tersebut", tambahnya.
Lima Skema Beasiswa dan Misi Generasi Emas 2045
Total anggaran untuk beasiswa ini pada tahun 2025 mencapai Rp31,3 miliar, yang dibagi dalam lima skema pendanaan pendidikan.
Beasiswa jenjang S1 diperuntukkan bagi 518 santri dengan alokasi Rp6,3 miliar, sementara beasiswa jenjang S2 untuk 225 santri menerima Rp4,27 miliar.
Sebanyak 40 santri jenjang S3 menerima dana Rp3 miliar, dan beasiswa Ma’had Aly untuk 380 santri mendapatkan Rp6 miliar.
Adapun skema beasiswa terbesar diberikan kepada 30 santri jenjang S2 di Universitas Al-Azhar Kairo dengan anggaran Rp11,28 miliar.
Program Beasiswa Santri Unggul pertama kali diluncurkan pada tahun 2019 dan telah menjangkau 6.876 santri dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Khofifah menekankan bahwa santri adalah potensi strategis pembangunan nasional, terutama dalam bidang moralitas dan inovasi.
"Santri harus dilihat sebagai agen transformasi sosial. Mereka bisa menjadi akademisi, teknokrat, diplomat, bahkan entrepreneur. Kita hanya perlu membuka akses, membimbing, dan mempercayakan mereka dengan tanggung jawab", tegasnya.
Pemprov Jatim juga fokus pada peningkatan kapasitas pesantren yang memiliki perguruan tinggi, termasuk melalui beasiswa untuk dosen tetap.
Saat ini, sebanyak 14 dosen pesantren telah lulus dari program S3 yang disediakan pemerintah provinsi.
Pada 2025, Pemprov Jatim mulai mengirim santri jenjang S2 ke Universitas Al-Azhar Mesir, menggantikan skema sebelumnya untuk jenjang S1.
Khofifah berharap para santri yang belajar di Al-Azhar tidak hanya menjadi sarjana, tetapi juga pulang sebagai ulama, seperti pesan dari KH Maimun Zubair.
Menutup peluncuran program, Khofifah mengajak semua elemen bangsa menjadikan peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebagai momentum bersama menyiapkan generasi masa depan.
"Insya Allah, dari para santri hari ini akan lahir pemimpin-pemimpin besar esok hari yang membawa ilmu, akhlak, dan semangat kebangsaan", katanya.
- Penulis :
- Arian Mesa