
Pantau - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan bahwa kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berperan strategis dalam menjaga stabilitas iklim investasi sektor kendaraan listrik (EV), terutama di tengah transisi kepemilikan proyek baterai dari LG ke konsorsium Huayou asal Tiongkok.
Faisol menjelaskan bahwa pemerintah, melalui Danantara, kini tengah mengupayakan peningkatan porsi saham dalam joint venture proyek hilirisasi baterai menjadi lebih dari 30 persen, sesuai arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Langkah ini diambil untuk memastikan keberlanjutan investasi dan keberlangsungan produksi bahan baku baterai nasional.
Huayou Lanjutkan Proyek 30 GWh, Danantara Kawal Ekosistem EV Nasional
Proyek pengembangan baterai kendaraan listrik dengan nilai total 9,8 miliar dolar AS awalnya digagas bersama LG dari Korea Selatan.
Namun, LG mundur setelah menyelesaikan pembangunan kapasitas sebesar 10 GWh, dan sisanya 20 GWh kini akan dilanjutkan oleh Huayou.
Presiden Prabowo telah menyetujui masuknya konsorsium Huayou untuk melanjutkan proyek besar ini.
Total investasi yang telah direalisasikan mencapai 1,2 miliar dolar AS (setara Rp20,2 triliun), sementara sisa dana investasi sebesar 8,6 miliar dolar AS (sekitar Rp145,2 triliun) akan dikucurkan oleh Huayou dalam pengembangan lanjutan.
Faisol menegaskan bahwa keberadaan Danantara sangat penting sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam mengawal investasi strategis tersebut, serta menjaga agar ekosistem kendaraan listrik nasional tetap stabil dan tumbuh berkelanjutan.
- Penulis :
- Balian Godfrey