Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Korban Banjir dan Longsor Pegunungan Arfak Mulai Teridentifikasi, Satu Jenazah Masih Dalam Proses

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Korban Banjir dan Longsor Pegunungan Arfak Mulai Teridentifikasi, Satu Jenazah Masih Dalam Proses
Foto: Tim DVI Biddokes Polda Papua Barat menerima jenazah korban banjir bandang dan tanah longsor Pegunungan Arfak untuk dilakukan proses identifikasi di Manokwari (sumber: Humas Polda Papua Barat)

Pantau - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokes Kepolisian Daerah Papua Barat berhasil mengidentifikasi 13 dari 14 jenazah korban banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak.

Kepala Biddokes Polda Papua Barat Kombes Pol dr Iskandar menyampaikan bahwa tujuh dari 13 jenazah yang telah teridentifikasi sudah diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing.

"Tujuh jenazah sudah kami serahkan kepada pihak keluarga korban," kata Iskandar.

Tujuh jenazah yang telah diserahterimakan itu adalah Yoseph Ermilianus Efrem, Porman Takaliumang, Okden Wote, Joni Rahawari, Once Takaliumang, Lauriensius Denilson Armanto, dan George Takaliumang.

Sementara itu, delapan jenazah lainnya yang sudah berhasil diidentifikasi masih menunggu penyelesaian berita acara serah terima.

"Kalau berita acara sudah lengkap, jenazah kami serahkan ke pihak keluarga masing-masing," ucap Iskandar.

Delapan jenazah tersebut adalah Harispen Tampil, Reki Wote, Melkianus Isba, Oktavianus Petrus Alwandi, Yan Leo, dan Robertus Edison Nurak.

Jumlah total jenazah yang diterima oleh Tim DVI Biddokes dan Tim Inafis Ditreskrimum Polda Papua Barat mencapai 14 orang.

Kondisi jenazah yang membusuk dan tertutup material longsor menyulitkan proses pencocokan data antemortem dan post mortem.

"Ada 14 jenazah yang kami terima dari Tim SAR. Tinggal satu lagi dalam proses identifikasi. Kami diperkuat spesialis forensik dari Biak yaitu dr Isak Reba," ujar Iskandar.

Upaya Pencarian Masih Berlanjut

Kepala Badan SAR Nasional Manokwari, Yefri Sabaruddin, menyebutkan bahwa total korban dari bencana ini mencapai 24 orang.

Dari jumlah tersebut, empat orang berhasil selamat, satu korban ditemukan meninggal dunia atas nama Harun Maidodga, sementara 19 orang lainnya dinyatakan hilang.

Tim SAR gabungan yang melakukan operasi pencarian dari hari pertama hingga hari keenam berhasil menemukan 15 korban dalam kondisi meninggal dunia.

Hingga kini, masih ada empat korban yang belum ditemukan dan proses pencarian terus dilanjutkan.

Bencana banjir bandang dan tanah longsor tersebut terjadi di Kampung Jim (Meyes), Distrik Catubouw, pada 16 Mei 2025 sekitar pukul 21.00 WIT.

Informasi tentang kejadian diterima oleh Basarnas dari Kepala Satreskrim Polres Pegunungan Arfak Iptu Dwi Maryanto pada 17 Mei 2025 pukul 18.45 WIT.

Setelah menerima laporan tersebut, Tim SAR segera bergerak menuju lokasi untuk melakukan evakuasi dan pencarian korban.

Penulis :
Arian Mesa